kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Harga properti BSD tergoreng proyek jalan tol


Senin, 08 Agustus 2016 / 11:37 WIB
Harga properti BSD tergoreng proyek jalan tol


Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Dalam bisnis properti, faktor pengerek harga jual tak cuma permintaan berbanding dengan penawaran. Pemicunya juga bukan hanya kenaikan beban pokok, seperti harga bahan bangunan. Namun, spekulasi dari proyeksi menjadi variabel lain yang turut mengambil peranan.

Maka jangan heran kalau PT Bumi Serpong Damai Tbk mengklaim sudah mereguk efek positif dari rencana pembangunan proyek jalan Tol Serpong-Balaraja. Padahal, mereka baru menjadwalkan proses konstruksi awal 2017.

Efek tersebut berupa kenaikan harga jual properti di kawasan Bumi Serpong Damai (BSD) City di Tangerang Selatan, Banten. Catatan Bumi Serpong, harga sudah mendaki 7% dalam periode year to date (ytd) hingga Kamis (4/5) pekan lalu. "Harga sudah bergerak, enggak perlu nunggu jalan tol selesai," ujar Hermawan Wijaya, Direktur PT Bumi Serpong Damai Tbk kepada KONTAN, Kamis (4/5).

Bumi Serpong yakin, kenaikan harga jual properti bakal berlanjut. Apalagi, mereka berencana membikin akses langsung ke kawasan BSD City. Prediksi perusahaan berkode BSDE di Bursa Efek Indonesia (BEI) itu, persentase kenaikan harga bisa lebih besar lagi tatkala pembangunan proyek tol mulai terealisasi.

Saat ini, Bumi Serpong tengah bersiap menggarap  seksi I proyek jalan tol Serpong–Balaraja sepanjang 10 kilometer (km). Seksi I melintang dari Rawa Buntu hingga ke pusat perbelanjaan AEON Mall, atau jalan BSD Raya Utama.

Sementara mengenai pendanaan proyek, sebelumnya, manajemen Bumi Serpong menyatakan tengah mencari kredit dari salah satu bank BUMN. Mereka berharap kredit itu bisa menutup, 70% dari total biaya investasi atau Rp 4,2 triliun dari pinjaman perbankan. Sementara 30% sisanya berasal dari kas internal konsorsium penggarap proyek.

Jababeka di Panimbang

Beredar kabar jika PT Kawasan Industri Jababeka Tbk kepincut proyek tol Serang– Panimbang. Perusahaan berkode KIJA di BEI itu berharap bisa sekaligus menyinergikan jalan tol dengan proyek di Tanjung Lesung, Banten.

Jababeka akan bergabung dalam konsorsium yang berisi dua perusahaan BUMN, yakni PT Wijaya Karya (Persero) Tbk dan PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk. Saat ini, konsorsium tersebut sudah memasukan dokumen lelang ke Badan Pengelola Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum.  

Suradi Wongso, Sekretaris Perusahaan  PT Wijaya Karya (Persero) Tbk bilang, komposisi sementara konsorsium  yakni 80% Wijaya Karya, 15% Pembangunan Perumahan dan 5% Jababeka. "Jababeka kami tawarin untuk masuk, pokoknya kami maunya mayoritas," ujar Suradi.

Namun, Jababeka menepis kabar itu karena sudah tak relevan. Meski memang, mereka tak menyanggah pernah memiliki niat tersebut setahun lalu. "Itu di luar fokus bisnis kami," tandas Muljadi Suganda, Sekretaris Perusahaan PT Kawasan Industri Jababeka Tbk.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×