kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Harga relatif murah, investasi properti di Indonesia masih bergairah


Minggu, 30 Mei 2021 / 21:16 WIB
Harga relatif murah, investasi properti di Indonesia masih bergairah
ILUSTRASI. pembangunan perumahan di Depok, Senin (03/05). Depok masih menjadi kawasan incaran banyak pencari rumah.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR) Bank Indonesia mengindikasikan penjualan properti residensial meningkat pada triwulan I-2021 dengan tumbuh 13,95% (YoY). Di sisi lain, Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) Triwulan I-2021 mengindikasikan pertumbuhan yang terbatas sebesar 1,35% (YoY).

Ketua Umum Realestat Indonesia (REI) Paulus Totok Lusida menilai, hasil survei tersebut cukup mencerminkan realitas pasar properti. Hasil itu tak jauh beda dari perhitungan REI yang mencatat pertumbuhan penjualan sekitar 15% pada periode Kuartal I-2021 dibandingkan dengan Kuartal IV-2020.

"(Penjualan) yang banyak properti di harga sekitar Rp 1 miliar ke bawah, itu mengambil pangsa pasar hampir 90%," kata Totok saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (30/5).

Dia tak menampik, pertumbuhan penjualan properti pada awal tahun ini ditopang sejumlah insentif yang dikucurkan oleh pemerintah. Khususnya relaksasi Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang ditanggung pemerintah.

Untuk menjaga momentum pertumbuhan ini, REI pun berharap masa serah terima hunian sebagai syarat insentif PPN bisa diperpanjang dari Agustus menjadi Desember 2021.

Baca Juga: Didominasi asuransi properti, Allianz Utama raih premi Rp 1,18 triliun

"Tumbuh cukup menggembirakan karena ada relaksasi PPN. Sehingga kami mengharapkan untuk bisa dilakukan sampai dengan Desember," sebut Totok.

Dengan adanya insentif PPN ditanggung pemerintah, Totok memastikan harga hunian yang dibayar oleh konsumen (end user) akan lebih murah.

Adapun kenaikan harga secara terbatas yang tergambar dalam survei masih tergolong wajar seiring dengan melonjaknya sejumlah bahan baku bangunan seperti besi dan baja.



TERBARU

[X]
×