Reporter: Muhammad Julian | Editor: Tendi Mahadi
Hal ini menurut Djonny berpeluang membuat produk tembakau iris ITIC menjadi lebih diminati oleh pasar, terlebih kondisi ekonomi masih belum sepenuhnya pulih setelah tertekan oleh efek gulir Covid-19.
“Harga rokok akan merangkak naik, sehingga ada downshifting atau penurunan daya beli pada konsumen rokok, dan ada sebagian dari mereka yang mau berhemat dan mencari produk alternatif yang lebih murah/ekonomis,” terang Djonny.
Baca Juga: Mega Perintis (ZONE) sebut PPKM mikro jadi angin segar
Sampai tutup tahun nanti, ITIC membidik pertumbuhan penjualan minimal 10% dibanding realisasi tahun 2020. Bersamaan dengan target tersebut, Djonny memproyeksi bahwa perolehan laba bersih perusahaan juga berpeluang meningkat sebesar 10% atau lebih.
Sejauh ini, ITIC belum merilis laporan keuangan tahun 2020 untuk satu tahun penuh. Namun berdasarkan laporan keuangan interim perusahaan, ITIC mencatatkan penjualan sebesar Rp 179,03 miliar di sepanjang Januari-September 2020 lalu, tumbuh 48,86% dibanding realisasi penjualan periode sama tahun 2019 yang sebesar Rp 120,26 miliar.
Bersamaan dengan penjualan yang naik, laba bersih ITIC meroket hingga Rp 13,55 miliar di sepanjang Januari-September 2020. Sebelumnya, perolehan laba bersih ITIC hanya mencapai Rp 611,31 juta pada periode sama tahun 2019.
Selanjutnya: Transkon Jaya (TRJA) garap proyek di Halmahera, Maluku Utara
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News