kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45910,54   9,15   1.01%
  • EMAS1.354.000 1,65%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga rokok naik, pangsa pasar HM Sampoerna (HMSP) di kuartal I-2020 turun


Senin, 18 Mei 2020 / 12:49 WIB
Harga rokok naik, pangsa pasar HM Sampoerna (HMSP) di kuartal I-2020 turun


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan harga jual produk rokok membuat PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) harus kehilangan pangsa pasarnya. Perusahaan emiten rokok ini melihat, pada kuartal I-2020, pangsa pasarnya turun menjadi 30,3% dan volume penjualannya hanya 20,4 miliar unit. 

Presiden Direktur HM Sampoerna Mindaugas Trumpaitis mengatakan, penurunan pangsa pasar disebabkan oleh kenaikan harga merek Dji Sam Soe Magnum Mild. Ini mencerminkan bahwa perokok dewasa lebih memilih untuk membeli merek-merek dengan harga sangat rendah karena ada selisih harga yang melebar. 

Adapun penurunan tersebut diimbangi sebagian oleh peningkatan pangsa pasar merek Sampoerna A. Hal ini juga menunjukkan bahwa berkurangnya selisih harga dengan merek-merek pesaing yang memiliki harga menengah dan rendah.

Baca Juga: Ini empat agenda acara RUPS Tahunan HM Sampoerna (HMSP)

Berdasarkan laporan keuangan di kuartal I-2020, penjualan HMSP turun 0,5% secara tahunan (yoy) menjadi Rp 23,7 triliun. Ini terjadi setelah volume penjualan rokok turun yang diimbangi sebagian oleh kenaikan harga. 

Adapun laba bersih HMSP , anggota indeks Kompas100 ini, pada periode Januari-Maret 2020 masih naik tipis 1,1% yoy menjadi Rp 3,32 triliun. 

Trumpaitis bilang, tahun 2020 akan menjadi tahun yang penuh tantangan bagi industri tembakau karena perekonomian telah menerima pukulan keras dengan adanya pandemi Covid-19.

"Selain itu, merek-merek kami juga terimbas dengan adanya kenaikan tarif cukai eksesif dengan rata-rata tertimbang sebesar 24%, serta kenaikan harga jual eceran eksesif dengan rata-rata tertimbang sebesar 46%," kata dia kepada Kontan.co.id, Senin (18/5).

Meski demikian, Trumpaitis menghargai beberapa relaksasi yang diberikan oleh Kementerian Keuangan, termasuk perpanjangan waktu pembayaran cukai dari 60 hari menjadi 90 hari sejak waktu pemesanan. 

Menurutnya kemudahan tersebut memberi HM Sampoerna kemampuan untuk mengalokasikan dan mengelola sejumlah dana untuk meningkatkan protokol kesehatan dan keselamatan pada aktivitas bisnis. 

Adapun sejak munculnya wabah virus corona, perusahaan telah mengambil sejumlah langkah terkait dengan kelangsungan usaha untuk menjaga ketersediaan produk bagi pelanggan dan konsumen dewasa.

“Dengan tidak adanya kejelasan mengenai kapan keadaan akan kembali normal, perusahaan terus menerapkan praktik-praktik manufaktur yang baik. Kami juga telah menerapkan protokol keamanan kesehatan dan sanitasi yang ketat sesuai anjuran pemerintah," lanjut Trumpaitis. 

Baca Juga: Kadin & HM Sampoerna kolaborasi untuk berpartisipasi dalam penanganan Covid-19

Upaya HMSP dalam menghadang penyebaran virus corona ini tidak hanya diterapkan di seluruh pabrik saja, tetapi juga di gudang-gudang dan rantai pasokan. Trumpaitis menyatakan hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa bisnis dapat terus beroperasi dengan senormal mungkin seraya tetap menjaga kualitas dan integritas merek produk HMSP. 

Meski perusahaan sedang menghadapi situasi yang luar biasa, Trumpaitis memastikan bahwa HM Sampoerna berkomitmen untuk menjamin kestabilan ekonomi seluruh karyawan dan tidak akan melakukan pemutusan hubungan kerja selama periode pandemi ini dan tetap memberikan gaji penuh, termasuk tunjangan hari raya.

Melihat dampak signifikan virus corona terhadap bisnis, Trumpaitis berharap pemerintah akan terus mendukung industri tembakau yang merupakan sumber penghasilan sekitar enam juta orang. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×