Reporter: Bernadette Christina Munthe | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Penurunan harga minyak sawit mentah (CPO) di pasar internasional ikut menekan harga tandan buah segar (TBS) sawit di tingkat petani. Harga TBS di kalangan petani berkisar Rp 150 hingga Rp 200 per kg.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Asmar Arsjad mengatakan, dalam sepekan ini harga TBS sawit berusia 10 tahun ke atas, yang umumnya menghasilkan buah 8 kg per tandan, turun dari biasanya Rp 1300 per kg menjadi Rp 1150 per kg.
Asmar bilang, penurunan harga ini disebabkan oleh panen sejumlah komoditas penghasil minyak nabati seperti biji bunga matahari, kedelai dan kelapa sawit di berbagai belahan dunia. "Meskipun harga turun, dampak terhadap pendapatan petani tidak terlalu signifikan. Kami masih untung karena harga dasar di petani Rp 800 per kg," kata Asmar ketika dihubungi KONTAN, Minggu(2/10).
Dia memperkirakan memasuki November nanti harga TBS akan bertahan di kisaran Rp 1150 per kg hingga Rp 1300 per kg. Soalnya, hujan akan mulai turun secara merata pada bulan depan sehingga produksi berkurang.
Meskipun harga TBS dan CPO turun di pasar internasional, Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia(Gapki) Fadhil Hasan menyebut, itu tidak akan mempengaruhi harga minyak goreng.
Menurutnya, struktur pasar minyak goreng kita itu pasar oligopoli sehingga kalau ada penurunan harga TBS maupun CPO, harga akan tetap stabil, sementara kalau harga bahan baku naik mereka akan menaikkan harga. "Penurunan harga ini tidak akan berpengaruh secara langsung, apalagi kalau sifatnya hanya gejolak sementara," kata Fadhil.
Bloomberg mencatat pada penutupan perdagangan Jumat(30/9) di bursa derivatif Malaysia, harga CPO untuk kontrak Oktober dan November mencapai titik terendah sepanjang penawaran tahun ini. Untuk pengiriman Oktober harga ditutup pada harga US$ 917,12 per metrik ton dan untuk pengiriman November dicatat sebesar US$ 909,6 per metrik ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News