kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Harga TBS melunak karena penurunan harga CPO


Minggu, 02 Oktober 2011 / 19:58 WIB
Harga TBS melunak karena penurunan harga CPO
ILUSTRASI. Seorang karyawan menunjukkan kepingan emas di kantor Pegadaian Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (15/10/2020). ANTARA FOTO/Abriawan Abhe/hp.


Reporter: Bernadette Christina Munthe | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Penurunan harga minyak sawit mentah (CPO) di pasar internasional ikut menekan harga tandan buah segar (TBS) sawit di tingkat petani. Harga TBS di kalangan petani berkisar Rp 150 hingga Rp 200 per kg.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Asmar Arsjad mengatakan, dalam sepekan ini harga TBS sawit berusia 10 tahun ke atas, yang umumnya menghasilkan buah 8 kg per tandan, turun dari biasanya Rp 1300 per kg menjadi Rp 1150 per kg.

Asmar bilang, penurunan harga ini disebabkan oleh panen sejumlah komoditas penghasil minyak nabati seperti biji bunga matahari, kedelai dan kelapa sawit di berbagai belahan dunia. "Meskipun harga turun, dampak terhadap pendapatan petani tidak terlalu signifikan. Kami masih untung karena harga dasar di petani Rp 800 per kg," kata Asmar ketika dihubungi KONTAN, Minggu(2/10).

Dia memperkirakan memasuki November nanti harga TBS akan bertahan di kisaran Rp 1150 per kg hingga Rp 1300 per kg. Soalnya, hujan akan mulai turun secara merata pada bulan depan sehingga produksi berkurang.

Meskipun harga TBS dan CPO turun di pasar internasional, Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia(Gapki) Fadhil Hasan menyebut, itu tidak akan mempengaruhi harga minyak goreng.

Menurutnya, struktur pasar minyak goreng kita itu pasar oligopoli sehingga kalau ada penurunan harga TBS maupun CPO, harga akan tetap stabil, sementara kalau harga bahan baku naik mereka akan menaikkan harga. "Penurunan harga ini tidak akan berpengaruh secara langsung, apalagi kalau sifatnya hanya gejolak sementara," kata Fadhil.

Bloomberg mencatat pada penutupan perdagangan Jumat(30/9) di bursa derivatif Malaysia, harga CPO untuk kontrak Oktober dan November mencapai titik terendah sepanjang penawaran tahun ini. Untuk pengiriman Oktober harga ditutup pada harga US$ 917,12 per metrik ton dan untuk pengiriman November dicatat sebesar US$ 909,6 per metrik ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×