kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Harga telur anjlok tajam, ini biang keroknya menurut peternak


Selasa, 05 Mei 2020 / 04:02 WIB
Harga telur anjlok tajam, ini biang keroknya menurut peternak
ILUSTRASI. Harga Ayam Turun: Peternak memeriksa ayam di Bogor, Jawa Barat, Kamis (29/4). Harga ayam hidup di tingkat peternak anjlok mencapai Rp10.000 per Kilogram, dibawah harga ketentuan pemerintah yang Rp19.000 - Rp21.000 per Kilogram. Hal ini disebabkan stok mel


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Peternak ayam mengeluhkan harga telur negeri yang anjlok sejak beberapa pekan terakhir. Bahkan di Blitar Jawa Timur yang jadi sentra ayam layer, harga telur sempat menyentuh Rp 10.500/kg di tingkat peternak beberapa hari lalu, meski saat ini harganya sudah mulai membaik. 

Ketua Paguyuban Peternak Rakyat Nasional (PPRN) Blitar Jatim, Rofiyasifun, mengatakan merosotnya harga telur ayam negeri ini karena merembesnya peredaran telur infertil atau yang dikenal dengan telur HE. Harga telur sendiri saat ini sudah mulai membaik. 

"Lagi banjir telur HE dari perusahaan-perusahaan breeding. Banyak telur dari breeding tidak ditetaskan, lalu merembes ke pasar. Ini yang buat harga telur ayam jatuh," tutur Rofiyasifun kepada Kompas.com, Senin (4/5/2020). 

Baca Juga: Peternak ayam minta pemerintah beri dukungan di tengah pandemi corona

Padahal, secara regulasi, telur HE dilarang beredar di pasar. Permentan Nomor 32/Permentan/PK.230/2017 diatur tentang Penyediaan, Peredaran dan Pengawasan Ayam Ras dan Telur Konsumsi. 

Dalam Bab III pasal 13 disebutkan, pelaku usaha integrasi, pembibit GPS, pembibit PS, pelaku usaha mandiri dan koperasi dilarang memperjualbelikan telur tertunas dan infertil sebagai telur konsumsi. Telur infertil sendiri umumnya berasal dari perusahaan-perusahaan pembibitan ayam broiler atau ayam pedaging. Di mana telur yang tidak menetas, seharusnya tak dijual sebagai telur konsumsi. 

Baca Juga: Sepakat beli 4,12 juta ayam peternak, pembelian ayam perusahaan swasta baru 5%

"Telur HE ini memang bukan untuk konsumsi, secara aturan dilarang dijual. Telur HE ini telur yang dibuahi pejantan, lalu tak menetas atau memang sengaja tidak ditetaskan," ujar peternak asal Desa Suruh Wadang, Kecamatan Kademangan, Blitar ini. 

Lantaran berasal dari telur breeding yang infertil, harga telur HE ini sangat murah. Harganya hanya Rp 7.000/kg, jauh di bawah harga telur ayam ras. 

"Murah karena telur ini harus segera cepat dijual, karena dia akan cepat busuk dalam seminggu. Makanya dijual sangat murah. Dari sisi kualitas juga kurang. Telur HE harusnya dimusnahkan atau untuk CSR perusahaan," kata Rofiyasifun. Kenyataannya di lapangan, lanjut dia, telur HE banyak oknum perusahaan breeding memperjualbelikannya sebagai telur konsumsi dan dijual ke pasar. 

"Inilah dilemanya, kita tak bisa menuntut perusahaan breeding. Oknum internal perusahaan breeding bermain. Kejadian selalu berulang setiap tahun, tapi nggak pernah bisa sentuh level perusahaan," ujar Rofiyasifun.   



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×