Reporter: Petrus Dabu | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Harita Group melalui anak usahanya, PT Megah Surya Pertiwi (PTMSP) akan membangun smelter nikel di Pulau Obi, Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara. Proyek ini diperkirakan menelan investasi sebesar US$ 320 juta.
Untuk menjamin kepastian suplai bahan baku mineral (feedstock), PTMSP telah membuat Kesepakatan Kerjasama dengan PT Trimegah Bangun Persada (PTTBP) dan PT Gane Permai Santosa (PTGPS). Dua perusahaan tersebut merupakan pemegang Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi nikel yang masih terafiliasidi bawah bendera Harita Group.
Menurut Ahli Geologi Harita Group, Robby Rafianto cadangan dan sumberdaya yang dimiliki Harita Nickel cukup dan memadai untuk membangun smelter nikel.
Smelter ini nantinya akan menggunakan teknologi Electric Furnace yang dapat menghasilkan produksi 100 ribu ton Ferro Nickel per tahun, serta menggunakan tenaga listrik dari PLTU yang akan dibangun dalam dua tahap secara mandiri oleh Harita.
"Kami berharap proyek pembangunan smelter ini dapat didukung oleh seluruh pemangku kepentingan, termasuk dukungan dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerahserta masyarakat setempat,"ujar General Manager Project Smelter Nickel Harita, An Sudarno, Minggu (17/11).
Menurut Direktur Operasi Harita Group Lim Hok Seng, peletakan batu pertama (ground breaking) proyek ini akan dilakukan Desember 2013.
Dalam catatan KONTAN, Harita Group juga sedang membangun pabrik pengolahan dan pemurnian biji nikel menjadi bauksit di Ketapang, Kalimantan Barat dengan nilai investasi US$ 1,6 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News