Reporter: Muhammad Julian | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Harum Energy Tbk ingin memacu kinerjanya. Tahun ini, emiten batubara berkode saham HRUM tersebut mengincar pertumbuhan produksi batubara sebesar 35% dibanding tahun lalu.
Sebagai pembanding, produksi batubara HRUM pada tahun 2021 lalu berjumlah sekitar 3,5 juta ton. Dus, HRUM mengejar produksi sekitar 4,72 juta ton batubara di sepanjang tahun 2022.
Direktur Utama HRUM, Ray Antonio Gunara mengatakan, kondisi pasar batubara global masih mengalami tren penguatan sejak awal tahun ini akibat ketatnya pasokan batubara di tengah tingkat konsumsi yang tinggi.
Baca Juga: Harga Batubara Masih Solid, Emiten Naikkan Target Produksi
Di sisi lain, dalam jangka pendek, situasi konflik antara Rusia dengan Ukraina menurut HRUM juga berpotensi mengganggu pasokan gas dan batubara di pasar Eropa, sehingga dapat menyebabkan harga batubara cenderung tetap tinggi.
“Perseroan akan tetap berfokus untuk menjaga tingkat produksi nya sehingga dapat meraih manfaat dari tingginya harga batubara saat ini,” tutur Ray kepada Kontan.co.id (25/2).
Seperti diketahui, harga batubara memang tengah mengalami tren penguatan sejak awal tahun ini. Kontan.co.id mencatat, sampai Kamis (24/2) sore laluharga batubara ICE Newcastle untuk kontrak pengiriman Maret 2022 berada di level US$ 250 per ton pada pukul 15.16 WIB.
HRUM meyakini, situasi konflik antara Rusia dengan Ukraina dapat menjaga kecenderungan harga batubara untuk tetap berada di level yang tinggi, setidaknya untuk jangka pendek.
Dengan kenaikan produksi yang direncanakan, HRUM menargetkan pertumbuhan kinerja top line dan bottom line dibanding tahun lalu pada tahun ini.
Selain dari kenaikan volume produksi batubara, target ini rencananya juga akan ditopang dari kontribusi pendapatan dari anak usaha perusahaan yang mengoperasikan smelter nikel.
Ray tidak merinci, berapa persisnya target pertumbuhan kinerja yang dibidik oleh perusahaan.
“Perseroan tidak memberikan target top line dan bottom line, karena sangat bergantung pada harga komoditas yang berada di luar kendali Perseroan,” tutur Ray.
Tahun ini, HRUM menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar US$ 25 juta dari kas internal perusahaan untuk sejumlah hal, yaitu pembangunan infrastruktur dan sarana produksi di area tambang nikel, penambahan properti pertambangan batubara, pembelian alat berat dan pemeliharaan kapal tunda dan tongkang.
Baca Juga: HRUM Gencar Perbesar Bisnis Nikel
Sebagai pembanding, realisasi belanja capex HRUM pada tahun 2021 berjumlah sekitar US$ 16 juta. Secara terperinci, realisasi tersebut digunakan untuk penambahan properti pertambangan batubara, pembelian alat berat dan pemeliharaan kapal tunda dan tongkang.
Emiten pertambangan batubara ini membukukan laba bersih senilai US$ 37,53 juta per akhir kuartal ketiga 2021. Angka ini naik 45,84% dari laba bersih di periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 25,74 juta.
Naiknya laba bersih HRUM berbarengan dengan naiknya pendapatan. Per akhir kuartal III-2021, HRUM membukukan pendapatan senilai US$ 205,54 juta atau naik 50,9% dari pendapatan di akhir kuartal III-2020 sebesar US$ 136,14 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News