Reporter: Muhammad Julian | Editor: Yudho Winarto
Dengan kenaikan produksi yang direncanakan, HRUM menargetkan pertumbuhan kinerja top line dan bottom line dibanding tahun lalu pada tahun ini.
Selain dari kenaikan volume produksi batubara, target ini rencananya juga akan ditopang dari kontribusi pendapatan dari anak usaha perusahaan yang mengoperasikan smelter nikel.
Ray tidak merinci, berapa persisnya target pertumbuhan kinerja yang dibidik oleh perusahaan.
“Perseroan tidak memberikan target top line dan bottom line, karena sangat bergantung pada harga komoditas yang berada di luar kendali Perseroan,” tutur Ray.
Tahun ini, HRUM menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar US$ 25 juta dari kas internal perusahaan untuk sejumlah hal, yaitu pembangunan infrastruktur dan sarana produksi di area tambang nikel, penambahan properti pertambangan batubara, pembelian alat berat dan pemeliharaan kapal tunda dan tongkang.
Baca Juga: HRUM Gencar Perbesar Bisnis Nikel
Sebagai pembanding, realisasi belanja capex HRUM pada tahun 2021 berjumlah sekitar US$ 16 juta. Secara terperinci, realisasi tersebut digunakan untuk penambahan properti pertambangan batubara, pembelian alat berat dan pemeliharaan kapal tunda dan tongkang.
Emiten pertambangan batubara ini membukukan laba bersih senilai US$ 37,53 juta per akhir kuartal ketiga 2021. Angka ini naik 45,84% dari laba bersih di periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 25,74 juta.
Naiknya laba bersih HRUM berbarengan dengan naiknya pendapatan. Per akhir kuartal III-2021, HRUM membukukan pendapatan senilai US$ 205,54 juta atau naik 50,9% dari pendapatan di akhir kuartal III-2020 sebesar US$ 136,14 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News