kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.755   0,00   0,00%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Hasil studi Giant Sea Wall tak sesuai harapan


Rabu, 02 April 2014 / 19:19 WIB
ILUSTRASI. Karyawan membersihkan logo baru Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) di Jakarta, Selasa (23/4/2019). ANTARA FOTO/Audy Alwi/hp.


Reporter: Agus Triyono | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Hasil studi kelayakan pembangunan Tanggul Raksasa Jakarta alias Giant Sea Wall belum sesuai dengan keinginan dan perkiraan yang dibuat oleh pemerintah Indonesia. Ketidaksesuaian ini antara lain berkaitan dengan luasan lahan yang perlu direklamasi untuk pembangunan proyek tersebut.

Deddy S Priatna, Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Pembangunan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional mengatakan, studi tim dari Belanda merekomendasikan agar luasan lahan yang direklamasi untuk pengembangan proyek Tanggul Raksasa Jakarta hanya 1.250 hektare saja. Mereka berdalih, jika luasan lahan reklamasi mencapai 3.150 hektare atau 4.000 hektare atau sesuai dengan keinginan pemerintah, itu nantinya akan menjatuhkan harga jual real estate di kawasan yang ingin dikembangkan.

"Buat mereka itu tidak feasible, padahal buat pemerintah, ini sudah investasi besar, masa reklamasi yang dilakukan hanya mencapai 1.250 hektare saja," kata Deddy di Jakarta Rabu (2/4).

Selain itu, perbedaan lain juga menyangkut pendanaan. Deddy mengatakan, berdasarkan hasil studi yang dilakukan oleh Belanda pemerintah setidaknya harus merogoh kocek sebagai uang muka sampai dengan Rp 200 triliun untuk pembangunan proyek tersebut yang digelontorkan selama delapan tahun ke depan. Padahal, pemerintah inginnya hanya mengeluarkan dana kecil saja.

Sementara itu, perbedaan ke tiga menyangkut, pembangunan Pagar B, atau tanggul raksasa. Deddy bilang bahwa dalam hasil studinya tim Belanda mengatakan butuh waktu empat tahun untuk mempersiapkan semua syarat pembangunan tanggul raksasa.

Sementara itu, pemerintah yakin bahwa dalam waktu dua tahun mereka bisa mempersiapkan semua syarat untuk membangun tanggul raksasa tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×