kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

HBA dibuka melemah di 2020, harga batubara diprediksi masih sulit rebound


Selasa, 07 Januari 2020 / 18:27 WIB
HBA dibuka melemah di 2020, harga batubara diprediksi masih sulit rebound
ILUSTRASI. FILE PHOTO: An excavator operates at the coal terminal in Montoir-de-Bretagne near Saint-Nazaire, France July 12, 2019. REUTERS/Stephane Mahe/File Photo


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga batubara yang tercermin dalam Harga Batubara Acuan (HBA) dibuka melemah di awal tahun 2020 ini. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mematok HBA Januari sebesar US$ 65,93 per ton atau turun tipis 0,55% dibandingkan HBA Desember 2019 yang tercatat US% 66,3 per ton.

Ketua Indonesian Mining and Energy Forum (IMEF) Singgih Widagdo mengatakan, fluktuasi harga bulanan di bawah 2% masih terbilang wajar.

 Apalagi HBA terbentuk dari rerata empat indeks harga batubara, yakni Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Global Coal Newcastle Index (GCNC), dan Platss 5900 GAR.

Baca Juga: Harga Batubara Acuan (HBA) tahun 2020 dibuka merosot ke US$ 65,93 per ton

Namun, melihat kondisi pasar saat ini, Singgih memprediksi harga batubara masih akan sulit membara di sepajang tahun ini. Singgih menjelaskan, ada sejumlah alasan mengapa harga batubara akan sulit melambung (rebound) di tahun 2020.

"Pola rebound harga batubara di kuartal pertama, bahkan di sepanjang 2020 tidak mudah. Banyak dasar rebound harga ini bukan hal yang mudah dalam waktu cepat," kata Singgih kepada Kontan.co.id, Selasa (7/1).

Pertama, Singgih menekankan, mengenai pola pasar ekspor batubara Indonesia yang masih bersandar kepada China dan India.

Menurut Singgih, sensitifitas kebijakan dari kedua negara tersebut dalam mengelola produksi batubara di dalam negerinya memberi pengaruh yang sangat kuat atas ketidakpastian bagi pasar dan harga di Indonesia.

Baca Juga: United Tractors (UNTR) targetkan jual 2.900 alat berat, simak rekomendasi analis

Kedua, Singgih juga menyoroti maraknya substitusi batubara ke energi alternatif, khususnya gas. Singgih menilai, kondisi itu juga berpengaruh terhadap pembentukan pasar dan harga batubara.

"Bagaimana pun itu juga mempengaruhi. Jadi untuk rebound harga batubara ialah bagaimana menjawab kebijakan sensitifitas Cina atas impor juga arah harga dan pasar gas," ujar Singgih.




TERBARU

[X]
×