Reporter: Agung Hidayat | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Hexindo Adiperkasa Tbk mengaku bisnis alat berat semakin kompetitif. Tapi, di tengah melonjaknya permintaan, perusahaan optimistis, target tahun ini tercapai.
"Secara global penjualan alat berat di seluruh dunia memang naik," ujar Djonggi Gultom, Direktur PT Hexindo Adiperkasa Tbk kepada Kontan.co.id (23/11). Naiknya harga batubara ditengarai mendorong permintaan alat berat di sektor pertambangan.
Emiten berkode saham HEXA ini, sebelumnya menargetkan penjualan sampai akhir tahun ini sebanyak 1.300 unit. "Saat ini kami sudah menjual sekitar 800 unit," tutur Djonggi.
Apakah ada niat untuk merevisi target menjadi lebih tinggi lagi? Kata Djonggi, kemungkinan ada. Tapi, saat ini, ketersediaan barang oleh HEXA pun sudah pas. Sehingga target awal tersebut diperkirakan bakal tak jauh dari realisasi penjualan perusahaan di 2017 ini.
Selain bisnis penjualan unit baru, HEXA juga mengembangkan layanan servis dan penjualan spare part. "Untuk spare part, margin keuntungannya memang lebih bagus," sebut Djonggi.
Berkaca pada laporan perseroan pada semester pertama 2017 yang berakhir pada 30 September 2017 lalu, jumlah pendapatan HEXA naik 30,03% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, menjadi US$ 157,45 juta.
Ketiga komponen bisnisnya mulai dari penjualan dan penyewaan alat berat. Kemudian, diikuti penjualan suku cadang, pemeliharaan dan perbaikan semuanya mengalami kenaikan.
Penjualan suku cadang HEXA tumbuh 14,52% yoy menjadi US$ 37,64 juta. Penghasilan dari jasa pemeliharan dan perbaikan pihak ketiga turut naik 1,70% yoy menjadi US$ 30,44 juta, dan pihak berelasi naik 1651,68% yoy menjadi US$ 71,311.
Sementara, penjualan dan penyewaan alat berat kepada pihak ketiga tumbuh 51,50% yoy menjadi US$ 87,93 juta. Sedangkan penjualan kepada pihak berelasi juga naik 466,67% yoy menjadi US$1,36 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News