Reporter: Adisti Dini Indreswari | Editor: Hendra Gunawan
NUSA DUA. Melihat besarnya pendapatan devisa dari ekspor kelapa sawit, pemerintah berjanji akan mengawal hilirisasi kelapa sawit. Pemerintah juga berjanji akan memberikan dukungan berupa insentif pajak.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan, sebagai komoditas strategis, industri kelapa sawit harus dikawal bersama-sama.
Alasannya, Indonesia dan Malaysia merupakan produsen 85% crude palm oil (CPO) di pasar global. Namun sayangnya Indonesia tidak bisa mengendalikan harga CPO dunia.
Oleh karena itu, Amran menaruh harapan besar pada Dewan Negara-Negara Penghasil Minyak Sawit antara kedua negara yang dibentuk 21 November 2015 lalu.
"Saya harap Indonesia dan Malaysia bekerja sama bergandengan tangan untuk melawan kampanye negatif kelapa sawit," ujar Amran dalam acara 11th Indonesian Palm Oil Conference and 2016 Price Outlook (IPOC) di Nusa Dua Bali, Jumat (27/11).
Amran memaparkan, kelapa sawit merupakan komoditas strategis karena menyumbang devisa senilai Rp 250 triliun tahun ini. Sebanyak 4 juta petani juga menggantungkan hidupnya dari 10 juta hektare (ha) perkebunan kelapa sawit yang ada di Indonesia.
Amran juga optimistis penyerapan biodiesel sebagai turunan CPO akan bertambah tahun dengan seiring dengan peningkatan mandatori dari B15 menjadi B20.
Targetnya, penyerapan biodiesel untuk program B20 pada 2016 sebanyak 6,8 juta kiloliter (kl)-7 juta kl. Lantas penyerapan biodiesel untuk program B30 bisa mencapai 13 juta kl.
Sementara itu Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian (Kemperin) Panggah Soesanto bilang, hambatan industri turunan kelapa sawit yaitu kegiatan riset dan penelitian. Selain itu, investasi di sektor hilir membutuhkan insentif pajak seperti tax allowance.
Dalam presentasinya Panggah memaparkan, kapasitas industri turunan CPO tahun ini sebanyak 5 juta ton refinery, lalu 2,3 juta ton olokimia, dan 6 juta ton biodiesel.
Tahun depan, Indonesia membutuhkan kapasitas lebih besar lagi untuk industri turunan CPO. Pasalnya, konsumsi CPO akan tumbuh menjadi 8 juta ton di dalam negeri dan 15,39 juta ton untuk ekspor.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News