kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.774.000   15.000   0,85%
  • USD/IDR 16.505   -25,00   -0,15%
  • IDX 6.258   -123,50   -1,94%
  • KOMPAS100 886   -22,04   -2,43%
  • LQ45 692   -18,18   -2,56%
  • ISSI 198   -4,07   -2,02%
  • IDX30 362   -8,54   -2,31%
  • IDXHIDIV20 438   -7,77   -1,74%
  • IDX80 100   -2,74   -2,66%
  • IDXV30 107   -0,87   -0,81%
  • IDXQ30 119   -2,62   -2,16%

Hingga Maret 2025, Serapan Gabah dan Beras Bulog Tembus 400.000 Ton


Jumat, 21 Maret 2025 / 22:50 WIB
Hingga Maret 2025, Serapan Gabah dan Beras Bulog Tembus 400.000 Ton
Wakil Direktur Utama Perum Bulog, Marga Taufiq usai Panen Raya di Klaten.


Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - KLATEN.  Perum Bulog telah menyerap 400.000 ton setara gabah dan beras sepanjang Januari hingga Maret 2025.

Wakil Direktur Utama Perum Bulog, Marga Taufiq, menyampaikan hal tersebut usai menghadiri panen raya di Desa Sumber, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Jumat (21/3). “Data per kemarin, kami sudah melewati 400.000 ton,” ujar Taufiq.

Ia menjelaskan bahwa serapan harian Bulog mengalami peningkatan seiring dengan datangnya musim panen raya yang diperkirakan mencapai puncaknya pada April 2025. 

Baca Juga: Hingga Pertengahan Maret 2025, Serapan Beras Bulog Capai 300.000 Ton

Saat ini, serapan harian Bulog telah mencapai 26.000 ton setara beras, meningkat dari sebelumnya yang berada di bawah 20.000 ton. Di Klaten sendiri, serapan telah mencapai 28.000 ton.

Menurut Taufiq, pencapaian ini tidak terlepas dari kebijakan pemerintah yang menaikkan harga pembelian gabah kering panen (GKP) menjadi Rp 6.500 per kilogram, dari sebelumnya Rp 5.500 per kilogram. 

Pemerintah memberikan instruksi kepada Bulog untuk mempercepat penyerapan gabah dengan harga baru tersebut guna memastikan petani benar-benar menerima harga yang lebih menguntungkan.

Baca Juga: Per 11 Februari, Bapanas Sebut Stok Beras Bulog Capai 1,9 Juta Ton

Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan, Prita Laura, menambahkan bahwa kenaikan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) bertujuan meningkatkan kesejahteraan petani.

Dengan kebijakan ini, pemerintah berharap Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada impor pangan, terutama beras.

“Paradoks yang terjadi dalam sektor pangan ini dijawab secara konsisten oleh Presiden Prabowo. Salah satunya melalui program pembelian gabah petani dengan harga yang lebih baik,” ujar Prita.

Selanjutnya: Pertamina Beri Layanan Gratis Pemudik Mulai dari Cek Kesehatan Hingga Cukur Rambut

Menarik Dibaca: Denpasar Diguyur Hujan Hampir Seharian, Simak Cuaca Besok di Bali

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×