kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Hingga Mei, KPPI catat ada 7 permohonan penyelidikan safeguard


Senin, 08 Juni 2020 / 17:28 WIB
Hingga Mei, KPPI catat ada 7 permohonan penyelidikan safeguard
ILUSTRASI. Sepanjang Januari hingga April 2020, arus peti kemas (throughput) di Pelabuhan Tanjung Priok mencapai 2,12 juta TEUs. Angka ini meningkat 550 ribu TEUs dibandingkan bulan sebelumnya.


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Komite Pengamanan Perdagangan Indonesia (KPPI) sejak Januari hingga Mei 2020 telah menerima tujuh permohonan penyelidikan safeguard.

Ketujuh permohonan penyelidikan tersebut untuk produk karpet dan penutup lantai tekstil lainnya, terpal, kertas sigaret, peralatan dapur dan makan, kaca lembaran, panel surya hingga garment.

Ketua KPPI Mardjoko mengatakan, permohonan penyelidikan safeguard dalam beberapa waktu terakhir. Pasalnya, di 2017 hanya ada 1 permohonan penyelidikan safeguards, meningkat menjadi 3 di 2018 dan menjadi 6 permohonan di 2019.

"Jadi sebelum pandemi, khususnya di 2019 [permohonan] sudah meningkat cukup drastis, bahkan 100% peningkatannya dari 2018," ujar Mardjoko, Senin 8/6).

Baca Juga: Safeguard keramik India dan Vietnam tinggal tunggu Kemenkeu

Adapun, berdasarkan draft bukti awal permohonan penyelidikan safeguard oleh industri di dalam negeri, ketujuh barang tersebut menunjukkan tren lonjakan impor dalam 3 tahun terakhir.

Karpet dan penutup lantai tekstil lainnya yang dalam 3 tahun terakhir mengalami lonjakan impor 25%, ada juga terpal yang tren impornya melonjak 13%, kertas sigaret meningkat 15%, peralatan dapur dan makan meningkat 39%, kaca lembaran dengan tren 52%, panel surya sebesar 59% dan garment sebesar 8%.

Mardjoko menyebut, bila melihat dari bukti-bukti yang didapatkan, sumber impor barang-barang tersebut berasal dari China.

Bila dirinci lebih lanjut, negara asal produk karpet dan penutup lantai tekstil lainnya berasal dari China sebesar 63,43%, Turki sebesar 19,16%, Korea Selatan sebesar 4,38%, Jepang sebesar 3,71%.

Impor terpal berasal dari China sebesar 78,54%, India sebesar 4,90%, Korea Selatan sebesar 4,44%, Malaysia sebesar 3,92%.




TERBARU

[X]
×