kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45894,21   -3,80   -0.42%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Hingga semester I, penjualan minyak goreng menurun


Jumat, 10 Juli 2015 / 23:06 WIB
Hingga semester I, penjualan minyak goreng menurun


Sumber: Antara | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Kalangan industri mengungkapkan hingga pertengahan 2015 penjualan minyak goreng dalam negeri mengalami penurunan dibandingkan 2014 akibat kondisi perekonomian dalam negeri yang melemah.

Komisaris Utama PT Wilmar Nabati Indonesia MP Tumanggor di Jakarta, Jumat (10/7), mengatakan situasi perekonomian di Tanah Air yang melemah saat ini berdampak terhadap penurunan daya beli masyarakat termasuk pada komoditas minyak goreng.

"Permintaan terhadap minyak goreng di masyarakat menurun, sehingga volume penjualan sedikit anjok sekitar lima persen," katanya di sela kegiatan Pasar Murah Ramadan yang diselenggarakan PT Wilmar di kampung nelayan Cilincing Jakarta Utara.

Oleh karena itu, lanjutnya, pihaknya selama Ramadan menggelontorkan minyak goreng sekitar 50 ton untuk membantu masyarakat bawah mendapatkan salah satu kebutuhan pokok tersebut dengan harga terjangkau.

Menurut Tumanggor, pasar murah tersebut dilaksanakan di 10 titik di sejumlah wilayah di tanah air yang mana setiap titik mendapatkan jatah minyak goreng lima ton.

"Kami mengutamakan pasar murah ini digelar di kawasan-kawasan kemiskinan sehingga benar-benar membantu masyarakat bawah," katanya.

Sejak awal Ramadan beberapa titik yang telah dilakukan kegiatan pasar murah minyak goreng tersebut antara lain di Solo, Surabaya, Gresik dan Jambi serta Jakarta.

Rencananya kegiatan pasar murah tersebut akan digelar hingga H-2 Lebaran tahun ini dengan menjual minyak goreng seharga Rp9.000/liter selain itu juga sabun mandi dengan harga jual Rp2500/buah lebih murah dari harga pasaran Rp3.500/buah.

"Hingga saat ini volume minyak goreng yang terjual melalui pasar murah ini sebanyak 30 ton di luar Jabotabek, sisanya akan digelontorkan untuk Jabotabek," katanya.

Menyinggung volume produksi minyak goreng perusahaan tersebut pada tahun ini, MT Tumanggor enggan menyebutkan angka pasti namun demikian pihaknya menyatakan secara nasional masih yang tertinggi produksinya.

Pada kesempatan tersebut, dia juga menyatakan, penurunan permintaan minyak sawit mentah (CPO) di pasar internasional akibat anjloknya harga solar sehingga negara-negara importir yang selama ini menggunakan CPO untuk biodiesel memilih menggunakan bahan bakar fosil tersebut.

"Pada tahun lalu ekspor CPO kami mencapai 800 ribu ton namun tahun ini (hingga Juni) merosot hingga tinggal 180 ribu ton," katanya.

Selain itu, tambahnya, negara-negara di kawasan Eropa sedang memasuki panen raya bunga matahari, rapeseed maupun kedelai sehingga mereka menggunakan komoditas tersebut sebagai bahan baku minyak nabati dibandingkan CPO.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×