Reporter: Uji Agung Santosa |
JAKARTA. Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPM) menolak rencana pemerintah menaikkan tarif dasar listrik (TDL) jilid II tahun 2011. Pasalnya, kenaikan itu diyakini akan semakin memperlambat pertumbuhan industri tahun depan.
“Kita secara tegas menolak kenaikan itu,” kata Ketua Umum HIPMI Erwin Aksa, Kamis (19/8). Dia mengatakan, kenaikan tahun ini saja sudah sangat memberatkan dunia usaha, utamanya pelaku usaha kecil dan menengah (UKM); apalagi jika memang benar wacana kenaikan TDL tahun depan sebesar 15% terbukti.
Menurutnya, saat ini pengusaha belum juga mampu melakukan penyesuaian-penyesuaian atas kenaikkan TDL Juli ini, namun tahun depan sudah akan dihadapkan lagi dengan kenaikan TDL.
Oleh karena itu, ia yakin rencana kenaikan itu akan berdampak pada target pertumbuhan industri tahun depan sekitar 4,5-5%. "Target tersebut bisa sulit tercapai," katanya.
Menurutnya, semua pihak harus prihatin dengan melambatnya pergerakan sektor riil, sebab bila dibiarkan bisa mengganggu perekonomian dan menambah pengangguran. “Tanda-tanda itu kan sudah terlihat dengan menurunnya surplus dagang nasional,” kata Erwin.
Sekjen BPP HIPMI M.Ridwan Mustofa menilai implementasi berbagai kebijakan industri masih sangat lemah. “Semuanya masih dalam tahap wacana, komitmen-komitmen, action dan eksekusi di lapangan masih lemah,” katanya.
Untuk itu HIPMI meminta agar pemerintah membantu PT Perusahaan Listrik Negara dalam mengamankan kebutuhan gas dan batu bara dalam jangka panjang agar PLN mampu melakukan efisiensi dan beban operasional tidak ditanggungkan ke masyarakat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News