kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Hippindo: Ritel tulang punggung penggerak ekonomi


Selasa, 15 Agustus 2017 / 10:34 WIB
Hippindo: Ritel tulang punggung penggerak ekonomi


Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Dessy Rosalina

KONTAN.CO.ID - Semangat baru untuk berkerja dan maju bersama diperlihatkan oleh pelaku industri ritel. Himpunan Penyewa Pusat Belanja Indonesia (Hippindo) yang memiliki 200 perusahaan dengan lebih dari 2 juta tenaga kerja mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk bisa bekerjasama.

Budihardjo Iduansjah, Ketua Umum Hippindo mengatakan bahwa sektor ritel merupakan tulang punggung penggerak ekonomi bangsa. Hal ini karena ritel langsung bersentuhan dengan daya beli masyarakat, apalagi ekonomi Indonesia masih bergantung dengan konsumsi masyarakat.

"Kita perlu kerjasama dari semua pihak, saya selaku retailer butuh dukungan dari supplier, produsen dan pusat belanja," ujarnya di Jakarta, Selasa (15/8).

Menurutnya, sektor ritel bukan hanya semata kegiatan jual-beli, melainkan juga wisata dan banyak hal yang bisa dikemas. Nantinya, akan terkait dengan peningkatan ekonomi dan pariwisata. Oleh karena itu, dirinya menginginkan bahwa semuanya bekerjasama untuk meningkatkan sektor konsumsi sangat dibutuhkan.

"Ini merupakan konsep yang bisa kita teruskan untuk kenyamanan turis dan bangsa Indonesia juga dapat berbelanja dengan nuasa baru," lanjutnya.

Enggartiasto Lukita, Menteri Perdagangan mengatakan penyelenggaraan Hari Belanja Diskon Indonesia (HBDI) harus dikemas seperti event ritel belanja di berbagai negara. Dirinya mengatakan bahwa di Amerika Serikat ada Black Friday dan di Inggris ada Boxing Day, oleh karena itu dirinya mengatakan HBDI juga harus menjadi trademark pariwisata.

"Saya mengharapkan ini menjadi event yang bisa digalakkan kembali, promosi ke mancanegara sehingga bisa lebih mendatangkan turis dan menjadi surga belanja," ujarnya.

Apalagi saat ini, pusat-pusat perbelanjaan di Indonesia tidak kalah megah dibandingkan dengan pusat belanja di negara-negara lainnya. Oleh karena itu, bila dikemas dengan baik maka hal ini akan sangat bagus, mengingat potensi ritel sangat besar di Indonesia. Selain itu, bisa dijadikan daya tarik wisatawan mancanegara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×