Reporter: Vina Elvira | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Himpunan Kawasan Industri Indonesia (HKI) mencatat sampai saat ini terdapat 111 kawasan industri yang dikembangkan dan dikelola baik oleh BUMN maupun pihak swasta. Sebaran kawasan industri tersebut setara dengan luasan 108.563,20 hektar (ha).
Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal HKI Sanny Iskandar menjelaskan, sampai akhir periode tahun 2022 jumlah area kawasan industri yang terserap oleh industri manufaktur tercatat seluas 519,38 ha. Realisasi tersebut menurun dari penyerapan lahan selama tahun 2021 yang mencapai 627,22 ha.
"Ada sedikit penurunan dari tahun 2021 ke 2022. Ini bergantung dengan jenis industrinya juga," ungkap Sanny, dalam konferensi pers virtual, Kamis (2/2).
Baca Juga: Realisasi Penataan Batas Kawasan Hutan Capai 332.184 Kilometer
Sanny juga memaparkan terkait jenis industri apa saja yang tercatat menyerap lahan kawasan industri selama tahun 2022. Merujuk data yang dimiliki oleh Kementerian Investasi/BKPM, realisasi investasi mencapai Rp 1.207,2 triliun dengan rincian PMA sebesar Rp 654,4 triliun (54,2%) dan PMDN Rp 552,8 triliun (45,8%).
"Hal tersebut tentu terbagi ke dalam beberapa sektor, antara lain Industri logam dasar, barang logam bukan mesin dan peralatannya serta pertambangan, transportasi, gudang dan telekomunikasi, Kawasan Industri dan perkantoran, industri kimia dan farmasi," paparnya.
Dia menjelaskan, seiring dengan meningkatnya investasi di bidang transformasi digital membuat serapan lahan kawasan industri juga banyak yang datang dari industri tersebut, seperti perusahaan data center.
Selain itu, lahan kawasan industri juga banyak diserap oleh industri pergudangan dan logistik. Kondisi ini didorong oleh melonjaknya transaksi secara online, sehingga kebutuhan akan jasa logistik dan pergudangan pun kian meningkat.
HKI juga melihat bahwa sejak beberapa tahun terakhir investasi industri pertambangan di luar Pulau Jawa semakin berkembang.
Kondisi ini membuat para pengembang kawasan industri mulai beralih ke luar Pulau Jawa, dengan demikian akan terjadi pemerataan industri dan pertumbuhan ekonomi yang tidak hanya bertumpu di Pulau Jawa.
Tren investasi kawasan industri ke depan
HKI menilai iklim investasi di kawasan industri Indonesia akan dipengaruhi oleh tren industri dari waktu ke waktu. Menurut Sanny, setidaknya ada dua jenis industri yang pertumbuhannya cukup pesat dan berpotensi akan terus bertumbuh pesat ke depannya di Indonesia.
Pertama, industri yang berhubungan dengan transformasi digital dan berteknologi tinggi. Kedua,industri yang menerapkan ekonomi sirkular dengan transisi energi bersih.
Baca Juga: Pemerintah Dinilai Wajib Lindungi Hak Atas Tanah dari Klaim Kawasan Hutan
"Penggunaan energi baru terbarukan sekarang sudah jadi tren. Ini mungkin gak terkait langsung dengan urusan penyerapan tenaga kerja. Namun lebih ramah lingkungan, bagaimana suatu industri itu dibangun dengan proses yang lebih environmental friendly," pungkasnya.
Sanny juga berharap memasuki tahun politik 2024 setiap pihak tetap memperhatikan masalah keamanan yang menjadi prioritas para pelaku usaha agar iklim investasi bisa berjalan dengan kondusif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News