Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Noverius Laoli
Holding BUMN Farmasi ini sejatinya adalah mengintegrasikan proses hulu mulai dari produksi bahan baku sampai ke jaringan distribusi (hilir) yang dimiliki Kimia Farma mulai dari retail farmasi, distribusi, laboratorium diagnostik, hingga klinik kesehatan.
Adapun di sepanjang tahun ini Kimia Farma menargetkan bisa membangun 70 gerai, dengan rincian 60 gerai dengan format lama dan 10 gerai health and beauty. Ke depannya, pemerintah juga akan membentuk holding rumah sakit yang juga diharapkan akan ada sinergi antara holding farmasi dan holding rumah sakit.
Baca Juga: INAF pasang target pendapatan Rp 1,9 triliun pada 2020
Holding BUMN Farmasi punya strategi yang akan dilaksanakan di sepanjang tahun ini. Honesti menjelaskan masing-masing anggota holding akan melaksanakan fokus bisnisnya dan saling memperkuat pasarnya.
Biofarma akan fokus pada core business yakni produsen vaksin dan antisera, Kimia Farma di produksi farmasi dan bahan baku, kemudian Indofarma pada transformasi bisnisnya ke alat kesehatan dan produk herbal.
Selain memperkuat bisnis perusahaan, Honesti bilang hal lainnya yang penting adalah inovasi. Dalam meningkatkan divisi research and development (r&d) dengan menyatukan kompetensi R&D yang bersifat herbal, chemical, dan biological.
Baca Juga: Kimia Farma (KAEF) kembangkan gerai khusus di kawasan wisata
"Inovasi yang akan dilakukan Bio Farma sebagai induk holding adalah mendorong Kimia Farma dan Indofarma untuk dapat melakukan penetrasi pasar yang lebih luas lagi dengan standar produk yang sudah terkualifikasi dari Badan Kesehatan Dunia (WHO)," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News