Reporter: Lidya Yuniartha, Tane Hadiyantono | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Holding Perkebunan Nusantara (PTPN) III Persero gagal mendapatkan izin impor gula mentah atau raw sugar tahun ini. Padahal, perusahaan pelat merah itu sudah mengajukan permohonan izin impor raw sugar sebanyak 215.000 ton.
Izin impor gula mentah diajukan dua anak usaha Holding PTPN, yaitu PTPN XII dengan permohonan impor 15.000 ton dan PTPN XI dengan permohonan impor 200.000 ton. "Sampai sekarang tidak ada yang mendapat izin impor," kata Executive Vice President PTPN III Aris Toharisman, Selasa (5/6).
Permohonan impor dikirim karena Kementerian Perdagangan (Kemdag) berencana melakukan impor gula mentah sebanyak 1,1 juta ton pada tahun ini. Dari jumlah itu sebanyak 635.000 ton telah terlaksana pada akhir Mei 2018.
Aris mengklaim, PTPN sebenarnya sudah memenuhi syarat impor gula mentah karena sudah menambah kapasitas produksi. Caranya dengan efisiensi pabrik tua dan meningkatkan kemampuan pabrik. "Kami masih berupaya memperoleh raw sugartahun ini 100.000 ton," kata Aris.
Gagalnya permohonan izin impor raw sugar, tidak terlepas dari penolakan Kementerian Pertanian (Kemtan) agar Kemdag tidak menambah impor gula mentah pada tahun ini. Menurut Direktur Jenderal Perkebunan Kemtan Bambang, pihaknya sudah meminta Kemdag tidak memberikan tambahan impor tersebut tahun ini.
Sebab menurut Bambang, produksi gula dalam negeri sudah cukup memenuhi kebutuhan. Jangan ada penambahan kuota karena sesuai taksasi produksi, yang awalnya cuma 2,1 juta ton ternyata dari hasil giling mencapai 2,2 juta ton, ujar Bambang.
Menurutnya, kenaikan produksi gula tahun ini terjadi karena didukung oleh faktor cuaca yang lebih baik. Dengan cuaca yang baik maka rendemen hasil penggilingan gula meningkat dan diperkiraan produksi gula tahun ini naik menjadi 2,2 juta ton.
Bangun lima pabrik
Walau gagal mendapatkan izin impor gula mentah tahun ini, Holding PTPN III tidak putus asa dalam meningkatkan produksi. Rencananya perusahaan ini akan membangun lima pabrik gula baru mulai tahun 2018.
Selain meningkatkan produktivitas, perusahaan juga mengejar efisiensi produksi. Dengan begitu diharapkan target harga gula sebesar Rp 7.500 per kilogram (kg) pada tahun 2022 sesuai roadmap pemerintah bisa tercapai.
Aris menjelaskan, lima pabrik gula akan dibangun di daerah Comal di Pemalang, Jawa Tengah, Sulawesi Tenggara, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Lalu PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) juga akan membangun satu di Lampung.
"Ini bagian dari upaya revitalisasi sektor gula PTPN yang memiliki total anggaran Rp 23 triliun hingga tahun 2023," ujarnya.
Dari dana sebesar itu, proyek revitalisasi pabrik guka akan menyerap anggaran sebesar Rp 12 triliun. Sementara pembangunan pabrik gula, anggarannya sebesar Rp 11 triliun. Pabrik gula baru nanti ditargetkan memiliki kapasitas produksi 4.000 ton cane per day (tcd) hingga 6.000 tcd. Menurut Aris, untuk membangun pabrik gula dengan kapasitas 6.000 tcd diperkirakan menelan biaya Rp 1,2 triliun - Rp 2 triliun per unitnya.
Dari lima pabrik, proses pembangunan paling cepat untuk pabrik di Comal, Pemalang. Saat ini prosesnya dalam tahap studyfeasibility dan tinggal menunggu izin perubahan kapasitas dari 8.000 tcd jadi 6.000 tcd. Kapasitas turun dengan pertimbangan ketersediaan lahan sekitar.
"Tebu rakyat sedang agak cenderung turun, tapi expendable, kalau sudah baik maka akan kita naikkan kapasitas produksinya," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News