Reporter: Muhammad Julian | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertamina menergaskan tetap akan menjual Pertalite kepada masyarakat di tahun 2022. Hal ini dikonfirmasi oleh Pjs Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Sub Holding Pertamina Commercial & Trading, Irto Ginting.
“Kami pastikan bahwa Pertalite tetap didistribusikan tahun 2022. Masyarakat tidak perlu khawatir,” kata Irto saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (30/12).
Sebelumnya, Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Kementerian ESDM, Soerjaningsih dalam sebuah keterangan tertulis mengatakan bahwa penggunaan Premium akan digantikan dengan Pertalite, yang kemudian juga akan diganti dengan BBM ramah lingkungan pada tahapan berikutnya.
Hanya saja, Soerjaningsih tidak merinci kapan persisnya rencana penghapusan Pertalite itu akan diimplementasikan. Saat keterangan tertulis tersebut dibuat, pemerintah masih menyusun roadmap BBM ramah lingkungan yang memuat rencana penggantian Pertalite dengan BBM dengan kualitas lebih baik.
Baca Juga: Pertamina Masih Review Kenaikan Harga Minyak Dunia
"Dengan roadmap ini, ada tata waktu di mana nantinya kita akan menggunakan BBM ramah lingkungan. Ada masa di mana Pertalite harus dry, harus shifting dari Pertalite ke Pertamax," katanya dalam siaran pers (21/12).
Untuk diketahui Premium memiliki nilai oktan atau Research Octane Number (RON) sebesar 88, sementara Pertalite nilai oktannya 90. Angka RON ini berada di bawah nilai kesepakatan global yang mengamanatkan negara-negara di dunia untuk menjaga ambang batas emisi karbon dan polusi udara dengan memakai bensin minimal RON 91.
Rencana penghapusan premium, yang diikuti penghapusan pertalite di tahapan selanjutnya, dilakukan dalam rangka mendorong penggunaan bahan bakar minyak (BBM) yang ramah lingkungan.
Kepastian bahwa Pertamina masih menjual pertalite untuk saat ini diungkapkan oleh Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati dalam acara Proper KLHK yang diunggah akun resmi Wakil Presiden Republik Indonesia di Youtube pada 28 Desember 2021 lalu.
“Pertalite ini masih ada di pasar, jadi silakan, tapi kami mendorong agar menggunakan yang lebih baik yaitu Pertamax, supaya kita bisa memberikan kontribusi terhadap penurunan karbon emisi di Indonesia,” ujar Nicke sebagaimana dikutip dari video unggahan akun resmi Wakil Presiden Republik Indonesia di kanal Youtube.
Baca Juga: Begini Pandangan Pengamat Soal Harga Keekonomian Pertamax
Nicke menjelaskan, rencana penghapusan premium dan pertalite didasarkan pada peraturan menteri lingkungan hidup dan kehutanan yang merekomendasikan penggunaan BBM dengan nilai oktan alias RON minimal 91.
Hanya saja, implementasi dari rencana ini, sejalan dengan pesan Presiden RI, akan dilakukan dengan memperhatikan 2 aspek, yaitu aspek keterjangkauan BBM dan ketersediaan pasokan dari Pertamina.
Sebagai langkah awal, Pertamina, kata Nicke telah memulai Program Langit Biru (PLB) untuk mendorong masyarakat agar beralih dari premium ke pertalite dengan cara menghadirkan diskon pada pertalite. Program ini dimulai pada pertengahan tahun 2020 lalu.
“Alhamdulillah selama dari Juni 2020 sampai dengan hari ini, karbon emisi yang berhasil kita turunkan adalah 12 juta ton karbon CO2 ekuivalen, dan itu adalah sebagai kontribusi dari masyarakat yang beralih dari penggunaan premium ke pertalite,” tutur Nicke.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News