kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Hotel transit juga akan ada di stasiun Cirebon


Minggu, 12 Juli 2015 / 14:31 WIB
Hotel transit juga akan ada di stasiun Cirebon


Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Niatan PT Kereta Api Indonesia (KAI) untuk terjun ke bisnis hotel sepertinya tak main-main. Setelah meresmikan hotel transit pertamanya di stasiun Gambir beberapa waktu lalu, kini melalui anak usahanya PT KAI Pariwisata, sedang menyiapkan rencana penambahan baru. Perseroan berniat untuk membangun hotel transit baru di Cirebon dan Yogyakarta.

“Kami sedang mengkaji di Yogyakarta dan Cirebon, kami sudah mulai melakukan penjajakan,” ungkap Adi Suryatmini, Dirut PT KAI Pariwisata kepada KONTAN, beberapa waktu lalu.

Menurutnya kedua kota tersebut dipilih menjadi pertimbangan perseroan karena karakter kedatangan kereta yang terlalu pagi. Dengan jadwal yang demikian, perseroan berharap akan banyak orang yang membutuhkan tempat untuk sekadar transit. Sayangnya meski mengaku optimis, pangsa pasar dari kedua lokasi tersebut cukup baik, tetapi ia enggan memastikan kapan rencana itu akan diwujudkannya.

Adi mengaku tak berani memasang target karena pengurusan perizina yang tidak bisa diprediksi. Kata dia, untuk proses konstruksi sendiri hanya memakan waktu selama 4 bulan. Menurutnya dengan posisi lahan yang merupakan milik sang induk, pihaknya hanya perlu menyewa dan melakukan pembangunan. “Prinsipnya kita sewa lahan milik KAI lalu kita bangun induk,” imbuhnya.

Melalui lini usaha baru ini PT KAI Pariwisata berharap rail transit bisa memenuhi 20% porsi pendapatan. Di tahun 2015 ini sendiri, perseroan berharap setidaknya hotel transit pertamanya di Stasiun Gambir bisa menyumbang pendapatan sekitar Rp 2 miliar. Walaupun belum genap sebulan beroperasi, hingga kini okupansinya sudah mencapai sekitar 50%. Dari 23 kamar yang ada per harinya sudah singgahi 10-15 tamu.

Menurut Adi, bagi perusahaan porsi pendapatan terbesar tetap berasal dari usaha kereta wisata di kisaran 40%. Selama periode mudik lebaran kali ini, 9 kereta wisata yang dioperasikannya sudah menerima pemesanan 41 perjalanan untuk tujuan seperti Semarang, Yogyakarta dan Malang. Sejatinya jumlah ini mengalami penurunan dibanding hari-hari biasanya.

Jika tidak ada pembatasan rangkaian gerbong KA wisata, perseroan bisa melayani 50-70 perjalanan dalam sebulan. “Kalau hari biasa kan kami bisa merangkaikan 2 gerbong KA Wisata, tapi kalau musim mudik hanya bisa 1 saja” paparnya.

Sepanjang tahun 2015 ini, PT KAI Pariwisata menargetkan bisa mengantongi pendapatan sekitar Rp 20 miliar sampai Rp 25 miliar. Hal ini cukup meningkat karena di tahun kemarin perolehan perseroan tidak sampai menyentuh angka Rp 20 miliar. Diperkirakan pemasukan paling besar akan disumbang oleh lini KA Wisata kemudian diikuti penjualan tiket rombongan dan paket tour, hotel transit dan terakhir jasa pengurusan dokumen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×