Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Awal tahun 2023, PT Hutama Karya (Persero) turut mengerjakan pembangunan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yakni Pelabuhan Patimban yang terletak di Subang, Jawa Barat.
Proyek itu dikerjakan bersama dengan Toa Corporation (kepemilikan 60%), PT Waskita Karya (Persero) Tbk (16%), Wakachiku Construction (10%), Hutama Karya (9%), dan PT Brantas Abipraya (Persero) (5%) atau Konsorsium TWWHA JO. Nilai kontrak proyek ini tercatat sebesar Rp 3,7 triliun.
Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Tjahjo Purnomo menyatakan, proyek Pekerjaan Paket 5 (Car Terminal Construction) Pelabuhan Patimban tahap 1-2 ini ditandai dengan penandatanganan kontrak kerja yang dilaksanakan pada 30 Desember 2022 di Kantor Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Jakarta Pusat.
“Penandatangan kontrak proyek ini dilakukan oleh pejabat pembuat komitmen paket 5 yang meliputi Konstruksi Terminal Kendaraan di lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut dan para pimpinan konsorsium TWWHA JO,” ujar Tjahjo dalam siaran pers di situs Hutama Karya, Jumat (3/2).
Baca Juga: Awal Tahun 2023, Hutama Karya Bidik Kontrak Baru Rp 3,62 Triliun
Lebih lanjut, pada proyek ini Hutama Karya bertanggung jawab atas pengerjaan Dermaga Terminal kendaraan dengan panjang 381 meter (m), Dermaga Service Boat dengan panjang 367 m, Dermaga Ro-Ro dengan panjang 170 m, pekerjaan reklamasi dengan metode Cement Deep Mixing (CDM) dan Cement Pipe Mixing (CPM) seluas 20 Ha, serta pekerjaan pengerukan dengan kedalaman 14 m.
“Akan dibangun terminal kendaraan yang menampung 1.500 kendaraan peti kemas per hari-nya. Kami menargetkan proyek ini rampung sekitar pertengahan tahun 2025,” ungkap Tjahjo.
Pada pelaksanaan pekerjaan proyek ini nantinya akan menggunakan kapal keruk atau dredging untuk pekerjaan reklamasi. Pelabuhan Patimban nantinya mengedepankan teknologi dan sistem digital dalam pengoperasiannya sehingga akan terintegrasi secara real time agar tidak terjadi penumpukan kendaraan di pelabuhan.
“Manfaat dari proyek ini dapat meningkatkan efisiensi waktu dan biaya logistik nasional, memperkuat ketahanan ekonomi, mengurangi tingkat kepadatan lalu lintas, serta menjamin keselamatan pelayaran termasuk area yang ter-eksplorasi migas dan tentunya juga dapat membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar,” tutup Tjahjo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News