kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45892,72   -2,83   -0.32%
  • EMAS1.324.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

ICT Institute: Operator harus adil beri kesempatan ke pemain lokal bisnis VAS dan CP


Kamis, 28 November 2019 / 17:29 WIB
ICT Institute: Operator harus adil beri kesempatan ke pemain lokal bisnis VAS dan CP
ILUSTRASI. ICT Institute: Operator harus adil beri kesempatan ke pemain lokal bisnis VAS dan CP.foto dok.ICT


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Para operator seluler diminta untuk memberi kesempatan yang sama kepada pemain lokal dalam mengembangkan industri content provider (CP) dan Value Added Service (VAS). Perlu keadilan dan fairness, kepada semua pemain. Tidak boleh lagi ada peminggiran terhadap industri dalam negeri.

"Saya pikir kesempatan yang sama harus diberikan. Bahkan, harusnya pemain lokal diberi kesempatan lebih," tegas Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi dalam keterangannya, Kamis (28/11).

Baca Juga: Berkontribusi Rp 2 triliun, Kominfo dukung bisnis content provider dan VAS

Heru menambahkan, para pemain lokal tidak kalah, dan memiliki kemampuan setara. Bahkan bisa lebih inovatif juga dapat lebih menyesuaikan dengan perkembangan dan tren karena mampu melihat pasar dan kebutuhan konsumen seller di dalam negeri.

"Secara ide layanan mampu, bisa meniru dan mengembangkannya lebih baik, sehingga produk atau  layanan lokal selalu diharapkan bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri," tandas Heru.

Baca Juga: Telkomsel berfokus kembangkan layanan enterprise

Disinggung ada temuan bahwa pemain lokal sering dipinggirkan, menurut Heru, hal itu sering terjadi, dengan alasan merujuk induk pemilik usaha. Namun, harusnya, ada keadilan dan kesempatan sama.

"Ya banyak juga seperti itu. Seolah internal tapi bukan, hanya sudah kerja sama lewat perusahaan induk operator yang di luar biasanya," ucapnya

Karena itu, perlu ada aturan kebijakan yang lebih jelas, agar pemain lokal bisa unjuk gigi di dalam negeri. Saat ini aturan itu belum ada, sehingga perlu disiapkan.

Baca Juga: Industri dan Komunitas Bersinergi Tangani Problem Sampah

Bahkan, kalau perlu, diatur rinci porsi pemain lokal sekian persen, seperti yang sudah diterapkan di industri penyiaran.  "Pemerintah regulator bisa menyiapkan aturannya," tegas Heru.

Group Head Corporate Communication XL Axiata Tri Wahyuningsih memastikan, bisnis VAS masih potensial dikembangkan. Saat ini, kontribusi VAS di XL masih di bawah 5%.

"Selain untuk mendorong revenue juga untuk memberikan kenyamanan yg sesuai dengan kebutuhan masyarakat saat ini terkait konten digital. Sehingga pada akhirnya bisa meningkatkan loyalitas pelanggan terhadap XL," ucap Tri.

Baca Juga: Operator seluler kembali fokus berbisnis konten

Tri memastikan, XL Axiata mendukung perkembangan ekosistem industri digital dan kreatif di Indonesia, termasuk tentunya membuka kesempatan bekerjasama dengan para content creator termasuk content creator lokal misalnya melalui kerja sama sms premium, aplikasi, ring back tone, dan lain-lain.

Saat ini produk content provider berbagai macam mulai dari video musik game dan masih banyak lagi. Produk pemain lokal tidak kalah bersaing dengan pemain asing sehingga layak untuk mendapatkan kesempatan bisnis yang sama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Accounting Mischief Practical Business Acumen

[X]
×