Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Institute for Essential Services Reform (IESR) turut mendorong minat masyarakat untuk menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap. Strategi yang dilakukan melalui pemberian informasi kepada calon pengguna, serta menghubungkannya dengan penyedia produk PLTS Atap.
Direktur Eksekutif IESR Fabby Tumiwa mengungkapkan, persepsi kelompok masyarakat dan pelaku usaha di sektor bisnis dan UMKM terhadap PLTS Atap sudah sangat positif dan tertarik untuk menggunakannya. Survei pasar IESR di Jabodetabek 7 dari 10 orang pemilik rumah tertarik dengan PLTS Atap.
"Namun hanya 8% yang merasa ini relevan karena masih belum paham dengan teknologi, harganya yang masih dianggap mahal, dan masih memiliki banyak pertanyaan terkait produk dan manfaat penghematan listrik yang didapat. Di Jawa Tengah juga sama, kelompok residensial masih memiliki keraguan terhadap kualitas produk, termasuk harganya," kata Fabby dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan.co.id, Rabu (16/12).
Baca Juga: Investor antre di energi bersih, PT PLN yakin porsi EBT bisa menjadi 30% pada 2030
Menurutnya, kebimbangan para pelanggan untuk memasang PLTS atap ini dilatari oleh minimnya informasi yang terpercaya dan rendahnya sosialisasi aturan mengenai penggunaan PLTS atap. Selain itu, informasi mengenai prosedur pemasangan PLTS atap tersambung jaringan (on-grid), manfaat yang bisa dirasakan pengguna, hingga dimana mereka bisa membeli produknya pun masih terbatas dan masih terkonsentrasi di kota-kota besar di Pulau Jawa.
Sebab dari 2.566 pelanggan PLN yang menggunakan PLTS atap, lebih dari 2.300 berada di Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Umumnya mereka telah terpapar informasi kebijakan PLTS atap dari berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh instansi pemerintah pusat, melihat iklan di media massa dan media sosial, dan terhubung dengan penyedia jasa pemasangan PLTS atap yang jumlahnya cukup banyak di Jabodetabek.
Lebih lanjut, Manajer Program Akses Berkelanjutan IESR Marlistya Citraningrum, menyampaikan bahwa ketimpangan lokasi ini berpengaruh pada tingkat adopsi PLTS Atap. Banyaknya perusahaan penyedia jasa pemasangan PLTS atap berlokasi di Jakarta atau Tangerang, juga mempermudah calon pengguna untuk mencari informasi yang lebih rinci terkait desain, manfaat penghematan, hingga layanan purna jual.
“Mereka yang tinggal di kota besar cenderung lebih diuntungkan karena ketertarikan mereka pada PLTS atap langsung terjawab dengan ketersediaan informasi yang cukup lengkap, mereka juga terbantu dengan kantor regional PLN yang lebih paham dan cepat tanggap pada pengajuan pemasangan PLTS Atap tersambung jaringan," terangnya.
Untuk menjawab tantangan kesenjangan akses informasi tersebut, IESR pun membangun portal daring (online) SolarHub Indonesia (solarhub.id) yang bertujuan untuk memberikan informasi seputar energi surya bagi calon pengguna PLTS atap dan menghubungkan mereka dengan perusahaan penyedia produk dan pemasangan PLTS atap.
“Saat ini banyak pelanggan yang sudah memasang, tapi kurang bernarasi. Jadi dengan adanya SolarHub Indonesia ini, kita bisa menyediakan informasi yang benar kepada masyarakat luas,” ujar Chairiman dari ATW Solar.
Sebagai informasi, dalam tiga tahun terakhir, pelanggan PLN yang menggunakan PLTS Atap meningkat, dari 268 pada tahun 2017 menjadi lebih dari 2.500 pelanggan hingga Oktober 2020. Kenaikan ini dipicu oleh berbagai faktor, termasuk adanya regulasi yang dikeluarkan oleh pemerintah yakni Permen ESDM No. 49/2018 yang direvisi dengan Permen ESDM No. 13/2019 dan Permen ESDM No. 16/2019).
Adapun, penghematan biaya listrik merupakan salah satu faktor dominan yang disebutkan responden survei pasar IESR di Jabodetabek, Surabaya, 7 kota di Jawa Tengah, dan 3 kota di Bali. Tidak hanya dari kelompok residensial, pelaku usaha komersial dan UMKM juga melihat penggunaan PLTS atap dari sisi efisiensi kegiatan operasional mereka.
Baca Juga: Begini tanggapan AESI terkait syarat bagi IPP yang akan ikut proyek pembangkit
Banyak yang belum paham tentang rincian kebutuhan PLTS atap untuk bangunan mereka dan persentase penghematan yang bisa didapatkan. Melalui SolarHub Indonesia, calon pelanggan dapat menghitung rincian kebutuhan PLTS atap untuk bangunan mereka dan persentase penghematan listrik yang bisa mereka dapatkan.
Tidak hanya itu, calon pelanggan juga dapat mengakumulasi besar anggaran yang mereka investasikan dari pemasangan PLTS atap di rumah mereka dengan aplikasi kalkulator canggih di platform SolarHub Indonesia.
Hasil survei IESR di Jawa Tengah menunjukkan potensi pasar hingga 9,6% untuk kelompok residensial, 9,8% untuk bisnis/komersial, dan 10,8% untuk UMKM. Potensi pasar ini adalah mereka yang disebut sebagai early adopters dan early followers, kelompok yang sudah memiliki ketertarikan untuk menggunakan PLTS atap dan tidak terlalu sensitif pada harga sistem.
Alhasil, yang diperlukan adalah informasi yang jelas dan lugas tentang regulasi, prosedur, manfaat yang bisa dirasakan, dan product knowledge yang lengkap, termasuk skema pembelian dan layanan purna jual.
Ketua Perkumpulan Pengguna Listrik Surya Atap Bambang Sumaryo mengamini bahwa selama enam tahun ini memasang PLTS atap, juga terdapat tantangan dalam pemasangan PLTS atap.
“Tantangan selanjutnya, masih kurang pengetahuan karena bersifat teknikal. Masih adanya keraguan dari pengelola jaringan untuk memasang. Hal ini berkaitan dengan sulitnya ketersediaan KWh exim, terutama di daerah. Ini akan membuat pengguna PLTS ke jaringan on grid sehingga lebih hemat,” ujarnya.
Namun ia mengakui pula bahwa telah terjadi perubahan signifikan terkait kesadaran masyarakat dalam memasang PLTS atap. “Saat ini pasar PLTS atap semakin terbuka lebar karena sudah tersedia secara online dan juga terjadi penurunan harga,” tandas Bambang.
Selanjutnya: PLN syaratkan ini bagi pengembang untuk mengikuti proyek EBT
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News