kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.922   8,00   0,05%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

IKAPPI Dorong Adanya Sinkronisasi Data Distribusi Beras


Senin, 12 Februari 2024 / 15:08 WIB
IKAPPI Dorong Adanya Sinkronisasi Data Distribusi Beras
ILUSTRASI. Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) menyebutkan harga beras semakin simpang siur.. ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/agr/Spt.


Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) menyebutkan harga beras semakin simpang siur.

Reynaldi Sarijowan Sekretaris Jenderal DPP IKAPPI menuturkan pihaknya mendapati laporan untuk harga beras medium terkerek di Rp13.500 per kg,  sedangkan beras premium sudah menyentuh Rp18.500 per kg.

"Persoalan harga beras yang tak kunjung menyentuh harga eceran tertinggi (HET) ini disebabkan beberapa faktor. Yang pertama adalah pemerintah tidak serius dalam pengelolaan beras sejak musim tanam tahun 2022 hingga kini, sehingga produktivitas beras kita datanya simpang siur," ujar Reynaldi dalam keterangan yang diterima Kontan, Senin (12/2). 

Baca Juga: Pasokan Beras Terbatas, Ritel Batasi Penjualan Beras Maksimal 10 Kg

Atas hal tersebut, IKAPPI mendorong adanya sinkronisasi data antara beras yang disebarkan atau distribusikan di masyarakat yang digunakan untuk bansos, dengan data yang disebarkan untuk pedagang pasar. 

Menurut dia, hal itu penting untuk memastikan harga besar di pasar tidak tinggi serta untuk keberlangsungan ke depannya. 

Tak hanya itu, IKAPPI juga mendorong agar pemerintah berhati-hati dengan adanya lonjakan beras dan kesulitan mendapatkan beras di pasar tradisional. 

"Ini penting karena ini momen politik, musim pemilu sehingga banyak beras yang diambil di luar pasar tradisional atau produsen besar. Ini yang harus di jaga oleh pemerintah untuk ke depan," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×