Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Tendi Mahadi
Mengenai pendanaan, Bani menyebut akan menyiapkan sesuai dengan kebutuhan per tahap sesuai yang disepakati & disyaratkan oleh Kemenhub. Ia membeberkan sumber dananya kombinasi dari equity perusahaan dan fasilitas pendanaan dari perbankan ataupun kemungkinan pendanaan dari Non-Bank Financial Institutions.
"Opsi pendanaan dari Bank maupun non-banking financial institution (NBFI), banyak memberikan opsi-opsi terbaik yang dibutuhkan untuk mendanai project infrastruktur dengan sifat jangka panjang seperti Patimban ini," jelas Bani.
Untuk diketahui, SMDR punya pengalaman dalam pengelolaan pelabuhan. SMDR mengelola Terminal Peti Kemas Palaran, Samarinda. Selain itu, SMDR juga mengelola Dermaga 303-305, Dermaga 208, dan Dermaga Serbaguna Nusantara di Pelabuhan Tanjung Priok.
Baca Juga: Terimbas pandemi, Cottonindo Ariesta (KPAS) revisi target penjualan
Dia menjelaskan bahwa Pelabuhan Patimban akan menambah kapasitas pelabuhan di Jawa terutama wilayah Jawa Barat (Jabar). Dengan demikian, kehadiran fasilitas itu akan mengurangi kepadatan dan beban ke Tanjung Priok, Jakarta.
“Patimban juga menambah efisiensi industri di Jabar sehingga akan menarik investasi di Jabar membuka lapangan pekerjaan baru dan meningkatkan tingkat kompetitif ekspor industri. Hal ini akan mendorong pertumbuhan dan kelancaran kargo di Jabar,” paparnya.
Perlu diketahui, Pelabuhan Patimban merupakan proyek hasil kerjasama antar pemerintah (G to G) Indonesia dengan Jepang. Badan Kerjasama Internasional Jepang (JICA) telah berkomitmen mengucurkan pinjaman tahap pertama senilai 118 miliar Yen atau setara Rp 14,2 triliun untuk tahap pertama; total pendanaan mencapai Rp 42 triliun.
Selanjutnya: Eastparc Hotel (EAST) luncurkan fasilitas anyar untuk gaet pengunjung
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News