Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produksi PT Freeport Indonesia (PTFI) mengalami penurunan 70% akibat insiden longsor di tambang bawah tanah Grasberg Block Cave (GBC), Tembagapura, Mimika, Papua Tengah.
Direktur Jenderal Mineral dan Batu bara (Minerba) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Tri Winarno mengatakan, aktivitas produksi di GBC sementara berhenti.
“Sementara ini produksi berhenti di GBC. (Kapasitas produksi) turun, mungkin cuma (beroperasi) 30 persennya,” kata Tri ditemui di Kompleks DPR RI, Senin (15/9/2025).
Baca Juga: 7 Karyawan Freeport Terjebak Longsor di Grasberg Masih Belum Ditemukan
Mengacu data Freeport, rata-rata produksi bijih pada 2024 mencapai 208.356 ton per hari. Dari total tersebut, GBC berkontribusi sekitar 133.800 ton per hari atau 64% dari kapasitas keseluruhan.
Sementara tambang bawah tanah lainnya, yakni Deep Mill Level Zone (DMLZ) dan Big Gossan, masing-masing menghasilkan 64.900 ton dan 8.000 ton per hari.
Penurunan produksi ini terjadi di tengah upaya pencarian tujuh pekerja yang masih terjebak akibat longsor.
“Belum (ketemu), masih diupayakan,” imbuhnya.
Baca Juga: Bos Freeport Ungkap Tantangan Penyelamatan Karyawan yang Terjebak Longsor
Saat ini, PTFI bekerja sama dengan Inspektur Tambang Kementerian ESDM, MIND ID, dan Freeport McMoRan untuk mempercepat proses pencarian dan pemulihan akses produksi.
Adapun insiden longsor terjadi pada Senin (8/9/2025) malam sekitar pukul 22.00 WIT di area Grasberg Block Cave (GBC) Extraction panel 28-30l. Aliran material basah dalam jumlah besar menutup akses dari titik pengambilan produksi, sehingga membatasi jalur evakuasi tujuh pekerja yang terjebak.
Selanjutnya: Masyarakat Lebih Memilih Pembiayaan Modal Kerja dari Multifinance, Mengapa?
Menarik Dibaca: Review Poco X6 Pro Tawarkan Layar AMOLED yang Menawan, Ini Ulasan Lengkapnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News