kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.175.000   4.000   0,18%
  • USD/IDR 16.742   -34,00   -0,20%
  • IDX 8.099   58,67   0,73%
  • KOMPAS100 1.123   8,34   0,75%
  • LQ45 803   6,91   0,87%
  • ISSI 282   2,37   0,85%
  • IDX30 422   3,62   0,87%
  • IDXHIDIV20 480   0,21   0,04%
  • IDX80 123   1,39   1,14%
  • IDXV30 134   0,51   0,38%
  • IDXQ30 133   0,20   0,15%

Impor indukan ayam perlu ditambah 15%-20%


Kamis, 18 November 2010 / 13:08 WIB
Impor indukan ayam perlu ditambah 15%-20%
ILUSTRASI. EKSPOR UDANG WINDU


Reporter: Asnil Bambani Amri |

JAKARTA. Impor indukan ayam (grand parents stock/GPS) perlu dinaikan sebesar 15-20% untuk antisipasi kenaikan permintaan dua tahun mendatang. Penambahan impor itu dilakukan karena permintaan DOC (Day Old Chicken) untuk peternakan ayam pedaging meningkat. Hal ini ditegaskan oleh Ketua Forum Masyarakat Perunggasan Indonesia (FMPI) Don P. Utoyo, Kamis (18/11).

“Untuk antisipasi permintaan dua tahun mendatang, penambahan impor indukannya itu mesti dilakukan dari sekarang,” kata Don. Tahun lalu impor indukan tersebut mencapai 400 ribu ekor dan tahun ini tidak banyak perubahan.

GPS merupakan kakek atau nenek dari DOC yang akan diternak oleh peternak. Setelah di impor, GPS tersebut mesti harus dirawat sampai bertelur. Dari telur-telur yang dihasilkan GPS tersebutlah kelak menjadi indukan dari DOC. Untuk mengantisipasi terjadi peningkatan DOC tersebutlah, jumlah indukan ayam tersebut mesti diperbanyak.

“Ini untuk antisipasi kenaikan permintaan akan daging ayam pertahun 7%,” jelas Don. Alasan kenaikan dari pemrintaan daging ayam itu dikarenakan harga yang lebih murah dibandingkan harga daging sapi. Selain itu, pertumbuhan ekonomi juga menjadi alasan karena menimbulkan peningkatan daya beli.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Business Contract Drafting GenAI Use Cases and Technology Investment | Real-World Applications in Healthcare, FMCG, Retail, and Finance

[X]
×