kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.470.000   6.000   0,24%
  • USD/IDR 16.705   1,00   0,01%
  • IDX 8.677   -9,12   -0,11%
  • KOMPAS100 1.190   -4,09   -0,34%
  • LQ45 853   -1,76   -0,21%
  • ISSI 310   0,09   0,03%
  • IDX30 438   -0,40   -0,09%
  • IDXHIDIV20 507   1,46   0,29%
  • IDX80 133   -0,28   -0,21%
  • IDXV30 138   -0,11   -0,08%
  • IDXQ30 139   0,30   0,22%

Impor indukan ayam perlu ditambah 15%-20%


Kamis, 18 November 2010 / 13:08 WIB
Impor indukan ayam perlu ditambah 15%-20%
ILUSTRASI. EKSPOR UDANG WINDU


Reporter: Asnil Bambani Amri |

JAKARTA. Impor indukan ayam (grand parents stock/GPS) perlu dinaikan sebesar 15-20% untuk antisipasi kenaikan permintaan dua tahun mendatang. Penambahan impor itu dilakukan karena permintaan DOC (Day Old Chicken) untuk peternakan ayam pedaging meningkat. Hal ini ditegaskan oleh Ketua Forum Masyarakat Perunggasan Indonesia (FMPI) Don P. Utoyo, Kamis (18/11).

“Untuk antisipasi permintaan dua tahun mendatang, penambahan impor indukannya itu mesti dilakukan dari sekarang,” kata Don. Tahun lalu impor indukan tersebut mencapai 400 ribu ekor dan tahun ini tidak banyak perubahan.

GPS merupakan kakek atau nenek dari DOC yang akan diternak oleh peternak. Setelah di impor, GPS tersebut mesti harus dirawat sampai bertelur. Dari telur-telur yang dihasilkan GPS tersebutlah kelak menjadi indukan dari DOC. Untuk mengantisipasi terjadi peningkatan DOC tersebutlah, jumlah indukan ayam tersebut mesti diperbanyak.

“Ini untuk antisipasi kenaikan permintaan akan daging ayam pertahun 7%,” jelas Don. Alasan kenaikan dari pemrintaan daging ayam itu dikarenakan harga yang lebih murah dibandingkan harga daging sapi. Selain itu, pertumbuhan ekonomi juga menjadi alasan karena menimbulkan peningkatan daya beli.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×