kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45899,81   -26,92   -2.90%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Impor Lampu China Makin Menggurita


Selasa, 16 September 2008 / 17:03 WIB


Reporter: Nurmayanti,Abdul Wahid Fauzie | Editor: Test Test

JAKARTA. Gerojokan impor lampu murah asal China makin menggurita. Gampang ditebak, industri lampu dalam negeri makin terpojok. Pengusaha lampu lokal pun berencana mengajukan petisi dumping atas peredaran lampu dari China.

Impor lampu murah dari negeri Tirai Bambu memang kian deras. Asosiasi Industri Perlampuan Listrik Indonesia (Aperlindo) mencatat, pada  2007, nilai impornya naik menjadi 71,8 juta unit dari 56,95 juta unit pada 2006. Hingga semester pertama 2008, volume impor telah mencapai 57 juta unit.

Inilah yang membuat produsen lampu domestik ketar-ketir. Karenanya, Selasa (16/9), pengusaha lampu berkonsultasi dengan Komite Pengamanan Perdagangan Indonesia (KPPI) Departemen Perdagangan yang mengurusi masalah aduan dumping. "Kami ingin tahu dari data yang ada, benar tidak produk lampu China telah dumping. Kalau iya, langkah apa yang harus kami siapkan," ujar Ketua Aperlindo John Manoppo, Selasa (16/9).

Ketua Komite Anti Dumping Indonesia (KADI) Halida Miljani mengaku akan mengkaji aduan Aperlindo. "Kami akan pelajari dulu data dari asosiasi lampu untuk dipersiapkan," kata dia.

Menurut John, gerojokan impor tersebut berdampak terhadap produsen lampu dalam negeri yang harus bersaing secara tidak sehat dengan produk impor. Akibatnya, iklim usaha tidak kondusif bagi calon investor yang ingin berusaha di Indonesia, karena tidak ada jaminan untuk bersaing secara sehat.

Produsen dalam negeri pun jadi enggan berproduksi. Buktinya, kini ada tiga perusahaan yang terancam menghentikan produksi lampunya. Mereka pilih lebih jadi importir, yakni PT Nikkatsu Electric Works, PT Niko Indonesia dan PT WIKA. Padahal, jika produksi terhenti, ada ratusan karyawan kena pemutusan hubungan kerja.

Ada juga yang memilih memangkas produksi. Contohnya PT Sinko Prima, pabrik LHE merek Elitech di Surabaya. Direktur Utama PT Sinko Prima Alloy Agus Siek, menyatakan perusahaannya telah memangkas produksi sejak April hingga 30%. "Bahkan, saat ini kita hanya berproduksi 50% dari lima juta unit per tahun," katanya. Akibat pemangkasan ini, Agus juga telah merumahkan karyawannya 30% dari 200 orang.

John minta pemerintah segera membatasi impor. Caranya dengan penerapan mekanisme bea masuk anti dumping sementara, dan penetapan harga patokan pokok bagi LHE impor.

Saat ini, industri lampu hemat energi di Indonesia ada 14 perusahaan. Nilai investasi mereka mencapai US$ 157 juta dan menyerap 4.500 tenaga kerja. Kapasitas produksi per tahun sebanyak 195 juta unit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Berita Terkait



TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×