kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Impor sapi libatkan banyak negara


Selasa, 12 Mei 2015 / 11:07 WIB
Impor sapi libatkan banyak negara
ILUSTRASI. Nasabah melakukan transaksi keuangan di?kantor cabang BCA di Jakarta, Selasa (25/5). /pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/25/05/2021.


Reporter: Mona Tobing, Noverius Laoli | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Pemerintah terus berupaya mengurangi ketergantungan impor sapi dari Australia. Setelah komitmen dengan Selandia Baru beberapa waktu lalu, kini Kementerian Pertanian (Kemtan) membidik tiga negara lain untuk impor sapi indukan.

Syukur Iwantoro, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kemtan mengatakan, Indonesia perlu menjalin kerjasama dengan negara lain untuk mengurangi ketergantungan impor atas satu negara. Jika selama ini Australia menjadi penopang impor sapi, kini Indonesia bakal terbuka dengan negara produsen sapi lain.

Kemtan membidik Fiji, Filipina, dan Jepang untuk pemenuhan sapi indukan tahun ini. Ketiga negara ini diproyeksi untuk menggantikan peranan Australia selama ini. "Negara yang statusnya sama, yakni bebas dari penyakit kuku dan mulut, kami terbuka agar tidak bergantung satu negara," tandas Syukur, Senin (11/5).

Pencarian tiga negara baru ini bukan tanpa alasan. Tadinya, pemerintah akan impor sapi indukan dari Selandia Baru sebanyak 30.000 ekor.  Tapi, negara tersebut hanya sanggup memenuhi sebanyak 10.000 ekor sapi indukan, sehingga sisanya harus diimpor dari negara lain.

Populasi meningkat

Rencananya, pemerintah akan mengalokasikan 30.000 ekor sapi bakalan itu untuk program integrasi sapi dan kebun sawit. Untuk itu, Kemtan telah mengusulkan pembebasan bea masuk (BM) untuk impor sapi indukan. Alasannya, sapi indukan ini untuk investasi jangka panjang yang tidak bisa disamakan dengan sapi bakalan.

Andi Amran Sulaiman, Menteri Pertanian menambahkan, harga sapi indukan dari Selandia Baru sama dengan Australia atau sekitar Rp 40 juta hingga Rp 50 juta per ekor dengan kualitas yang sama. Jadi, tidak ada kendala dari Indonesia untuk impor selain dari Australia.

Lewat impor sapi indukan, Kemtan optimistis populasi produksi sapi nasional bakal naik sehingga kebutuhan daging sapi terpenuhi dari pasokan peternak lokal tanpa harus impor. Apalagi, tren populasi sapi tercatat terus mengalami kenaikan.

Sepanjang tahun 2014, Kemtan mencatat populasi sapi potong sebanyak 14,7 juta ekor atau naik dari 12,6 juta ekor di tahun 2013. Tren kenaikan populasi sapi hingga 16% ini diprediksi dapat kembali terulang pada tahun 2015.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×