Reporter: Dani Prasetya | Editor: Edy Can
JAKARTA. Importir berniat mendatangkan sapi bakalan di luar Australia. Impor sapi itu rencananya untuk memenuhi kekurangan stok sapi pasca Lebaran.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Ngadiran berharap, pemerintah memberikan izin impor sapi bakal diluar Australia tersebut. "Kalau lambat, pasca Lebaran akan terjadi kekurangan daging," ucapnya , Jumat (3/6).
Dia mengutarakan, beberapa importir sebenarnya telah mejajaki mendatangkan sapi dari India, Kanada dan Amerika Serikat. Proses negoisasi itu telah dilakukan sejak dua bulan sebelum pemerintah Australia merilis rencana penghentian ekspor sapi bakalan.
Apabila rencana pemerintah Australia itu terealisasi, Ngadiran mengatakan Indonesia tidak perlu kesulitan dalam memikirkan kekurangan pasokan sapi bakalan yang biasa dipenuhi Australia itu. Sebab, para importir sudah banyak yang mulai menjajaki negara lain sebagai sumber penghasil sapi bakalan.
Selama ini, pemerintah Indonesia menilai Australia sebagai pemasok potensial lantaran lokasi yang dekat maka memperingan biaya distribusi. Namun, Ngadiran bilang, negara-negara lain seperti Kanada dan India memiliki porsi biaya distribusi yang lebih murah ketimbang Australia.
"Memang tidak besar, tapi cukup berarti. Selisihnya bisa Rp20-Rp25 per kilogram. Kalau dihitung hingga ratusan ribu ton cukup berpengaruh juga," kata dia.
Upaya mendatangkan sapi bakalan dari negara lain itu dia sarankan sebagai solusi jangka pendek untuk menutupi kekurangan pasokan dalam negeri seandainya rencana Australia terealisasi. Dia tetap menginginkan swasembada daging sapi sebagai langkah jangka panjang yang diawali dengan pemberian insentif pada peternak lokal. "Impor hanya langkah jangka pendek. Pemerintah tetap harus lakukan swasembada daging," tambahnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News