kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Inaca: Naik turunnya jumlah penumpang tergantung kondisi ekonomi


Senin, 11 Januari 2021 / 23:01 WIB
Inaca: Naik turunnya jumlah penumpang tergantung kondisi ekonomi
ILUSTRASI. Warga membawa bunga dan berdoa bersama bagi para korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ182


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Insiden jatuhnya pesawat Sriwijaya Air dinilai tidak akan terlalu berdampak pada bisnis maskapai.

"Saya rasa tidak akan mempengaruhi, tapi lebih ke aturan pemerintah dan kondisi perekonomian saja," ujar Ketua Umum Indonesia National Air Carriers Association (Inaca), Denon Prawiraatmadja kepada kontan.co.id, Senin (11/1).

Lanjutnya, saat ini yang paling mempengaruhi penurunan jumlah penumpang maskapai tergantung penanganan penyebaran pandemi Covid-19. Karenanya, pihanya akan tetap menaati pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di Jawa-Bali.

Terkait tren penurunan sendiri, awal tahun merupakan low season sehingga sudah dipastikan menurun. Dengan penerapan PPKM, ia menilai calon penumpang akan kian terseleksi.

"Jadi, akan semakin memfileter calon penumpang yang benar-benar prioritas untuk terbang," sebutnya.

Baca Juga: Asosisasi maskapai janji taati aturan pemerintah terkait syarat perjalanan ke Bali

Sepanjang tahun ini, Denon mengakui pihaknya belum memiliki target penumpang. Sebabnya, untuk membuat target cukup sulit di tengah fleksibilitas aturan pemerintah.

Ia mencontohkan, saat membuat target di semester II-2020 yang memproyeksikan akan ada 19 juta penumpang. Namun, akibat meningkatnya penyebaran Covid-19 pemerintah kembali memberlakukan PSBB sehingga target tidak tercapai.

Oleh sebab itu, pihaknya juga berharap dengan pengetatan aturan kegiatan ini diharapkan dapat menurunkan penyebaran Covid-19.

Selain itu, ia juga berharap terhadap hasil dari distribusi vaksin sehingga dapat kembali menggeliatkan perekonomian.

Hal itu berkaca dari tren penurunan jumlah penumpang yang terjadi. Denon memaparkan, pada tahun 2018 jumlah penumpang sebanyak 115 juta. Kemudian, tahun berikutnya turun menjadi 91 juta akibat krisis ekonomi dunia.

"Jadi, memang penyebab faktor naik atau turunnya jumlah penumpang tergantung dari kondisi ekonomi, baik ekonomi dalam negeri maupun global," sebutnya.

Sementara, sepanjang 2020 Denon bilang berdasarkan data Kementerian Perhubungan jumlah penumpang maskapai turun menjadi di kisaran 30 juta penumpang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×