kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.913   12,00   0,08%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Inalum haus akuisisi, Dirut Inalum: Harga 20% saham INCO di bawah US$ 1,5 miliar


Senin, 08 Juli 2019 / 17:33 WIB
Inalum haus akuisisi, Dirut Inalum: Harga 20% saham INCO di bawah US$ 1,5 miliar


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Setelah menggenggam mayoritas saham PT Freeport Indonesia (PTFI) melalui proses divestasi, kini PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) bersiap menampung 20% saham PT Vale Indonesia (INCO) melalui proses yang sama.

Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin mengatakan, secara internal pihaknya telah melakukan kajian untuk menyerap 20% saham INCO yang akan didivestasi. Bahkan, Inalum sudah melakukan penghitungan atas nilai valuasi saham dari perusahaan nikel tersebut.

Meski tak menyebut angka pastinya, tapi Budi menaksir valuasi dari saham INCO yang akan didivestasi itu masih di bawah US$ 1,5 miliar. "Belum bisa kita share, tapi nggak segitu. Kita sudah hitung angkanya," kata Budi saat ditemui di DPR RI, Senin (8/7).

Menurut Budi, penghitungan atas valuasi saham INCO lebih mudah dilakukan dibandingkan saat menghitung saham PTFI. Hal itu lantaran berbeda dengan PTFI, INCO telah melantai di Bursa Efek Indonesia.

Budi pun menilai, perhitungan berdasarkan instrumen pasar modal bisa berjalan dengan mekanisme dan hasil yang lebih fair. "Pasar itu instrumen paling baik untuk menentukan harga, jadi market sudah merupakan mekanisme yang fair untuk menghitung valuasi perusahaan," terang Budi.

Sementara untuk sumber pendanaannya, Budi masih enggan untuk menerangkan secara detail. Hanya saja, ia mengisyaratkan jika Inalum akan kembali menerbitkan obligasi untuk membeli saham divestasi ini. "Tergantung, kalau uangnya cukup ya langsung. Kalau nggak, ya pinjam, bisa kita cari lah," ungkapnya.

Kendati demikian, Budi menyampaikan, kondisi keuangan Inalum masih tetap prima dengan memiliki ekuitas di angka sekitar Rp 100 triliun, dan mengantongi kas sekitar Rp 20 triliun. "Jadi (keuangan Inalum) masih aman," katanya.

Di luar dari kesiapan Inalum, Budi menekankan bahwa pihaknya masih menunggu arahan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Budi bilang, lead sector dari proses divestasi INCO ini berada di Kementerian ESDM, sehingga Inalum akan terlebih dulu menunggu keputusan dan penugasan dari Menteri ESDM. "Itu wewenangnya Pak Menteri (Menteri ESDM Ignasius Jonan). Kalau Pak Jonan suruh, kita laksanakan, lead sector-nya kan ESDM," terangnya.

Yang jelas, sekali pun diputuskan sebelum tengat waktu divestasi yakni pada Oktober 2019, Budi menyampaikan bahwa Inalum sudah siap untuk menadah 20% saham INCO tersebut.

Adapun, jika Holding Industri Pertambangan BUMN itu nantinya menyerap saham divestasi INCO, kepemilikannya bisa dikonfigurasikan antara Inalum dan PT Aneka Tambang Tbk. (Antam). "Konfigurasinya bisa macam-macam, kita lihat mana yang paling menguntungkan," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×