Reporter: Handoyo | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. PT Aneka Coffee Industry bakal menggenjot produksi kopi olahannya tahun ini. Tahun lalu, Aneka Coffe yang antara lain menghasilkan kopi merek Prima ini hanya memproduksi 3.600 ton. Tahun ini produksi ditingkatkan menjadi 4.200 ton.
Moenardji Soedargo, Executive Vice President/Chief Operation Officer (COO) Aneka Coffee Industry mengatakan, produksi sebesar 4.200 ton per tahun sesuai dengan kapasitas pabrik yang dimiliki perusahaan saat ini.
Dengan memanfaatkan kapasitas maksimal pabrik, Aneka Coffee berniat mengembangkan pasarnya ke Afrika Selatan (Afsel) mulai 2012 ini. "Kalau bisa kami maksimalkan kapasitas yang ada dahulu," katanya, Senin (8/4).
Aneka Coffee mengekspor hampir 60% produk kopinya. Selain Asia, negara tujuan ekspor lainnya adalah Eropa.
Tanpa menyebutkan nilai target penjualan kopi di pasar Afrika Selatan, Moenardji menilai, Afrika Selatan memiliki potensi pasar besar. Sebab, negara ini memiliki jumlah penduduk yang besar.
Sekadar informasi, Aneka Coffee Industry berdiri pada 1995. Perusahaan ini adalah hasil patungan antara PT Prasidha Aneka Niaga Tbk, anak usaha Prasidha Group, dengan Itochu Corporation juga UCC Ueshima Coffee Co Ltd. Prasidha selama ini terkenal sebagai perusahaan pemroses dan eksportir kopi.
Berlokasi di Sidoarjo, Jawa Timur, Aneka Coffee menjadi salah satu perusahaan kopi instan terbesar di Asia Tenggara. Kapasitas produksi tahunan perusahaan ini mencapai 3.600 ton kopi instan dan 2.400 ton kopi bubuk. Selain membawa merek Prima, Aneka Coffee juga menyediakan kopi olahan tanpa merek sesuai pesanan pelanggan.
Untuk bahan baku, selain mendapatkan pasokan dari sentra kopi nasional, perusahaan ini juga memiliki kebun kopi arabika sendiri seluas 250 hektare (ha) di Bengkulu.
Potensi yang besar di Afrika Selatan juga diungkapkan Mintardjo Halim, Ketua Kadin Indonesia Komite Afrika Bagian Selatan. "Saat ini Indonesia menempati posisi keempat eksportir kopi terbesar di Afrika Selatan di bawah Vietnam, dan Tanzania," katanya.
Agar peringkatnya naik, Mintarjo mengatakan perlunya kerja sama dengan produsen kopi lokal. Dengan kerjasama itu, meski bahan baku dan pengolahan di Indonesia, mereknya dapat disesuaikan di negara tujuan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News