kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Incar Tambahan Produksi Minyak, POD Lapangan Hidayah Disetujui


Selasa, 10 Januari 2023 / 18:42 WIB
Incar Tambahan Produksi Minyak, POD Lapangan Hidayah Disetujui
ILUSTRASI. Pemerintah menyetujui rencana pengembangan pertama atau Plan of Development (POD) I Lapangan Hidayah . TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN


Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah menyetujui rencana pengembangan pertama atau Plan of Development (POD) I Lapangan Hidayah yang merupakan Wilayah Kerja North Madura II.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menjelaskan, lapangan yang dikelola Petronas Carigali North Madura II ini diharapkan menambah produksi minyak nasional.

Sebelumnya, Petronas Carigali melakukan pengeboran sumur Hidayah-1 dan menghasilkan estimasi cadangan minyak 88,55 Million Stock Tank Barrel (MMSTB).

"Tambahan produksi minyak diharapkan dapat berperan mengurangi impor minyak. Ke depannya, tentu Lapangan Hidayah akan menjadi salah satu kontributor penting untuk mencapai target produksi minyak 1 juta barel di tahun 2030," kata Dwi dalam siaran pers, Selasa (10/1).

Baca Juga: Rencana Pengembangan Lapangan Hidayah Disetujui, Berikut Estimasi Cadangan Minyaknya

Dwi melanjutkan, produksi minyak saat ini di bawah konsumsi sehingga upaya mempercepat penemuan minyak agar bisa diproduksi akan senantiasa menjadi prioritas. Adapun untuk produksi gas di atas kebutuhan di dalam negeri, sehingga sisanya diekspor untuk memperkuat devisa negara.

Perkiraan biaya yang diperlukan untuk pengembangan Lapangan Hidayah antara lain terdiri dari biaya investasi (di luar sunk cost) yang diperkirakan sekitar US$ 926 juta; biaya operasi termasuk PBB sampai lapangan mencapai economic limit sebesar sekitar US$ 1,99 miliar; dan biaya Abandonment and Site Restoration (ASR) sebesar sekitar US$ 201 juta. 

“Masuknya investasi seperti ini merupakan bukti bahwa industri hulu migas Indonesia masih menarik di mata investor. Tinggal bagaimana kita sama-sama bekerja menciptakan iklim investasi yang kondusif,” ujar Dwi.

Diharapkan lapangan ini akan mulai berproduksi (onstream) pada awal tahun 2027 dengan tingkat produksi saat itu pada kisaran 8.973 barrel oil per day (BOPD). Lapangan ini akan mencapai puncak produksi pada tahun 2033 dengan kisaran produksi 25.276 BOPD.

Baca Juga: Sumur Petronas Mulai Hasilkan Migas untuk Indonesia, SKK Migas Senang!

Lapangan ini diperkirakan akan aktif berproduksi selama 15 tahun (2027-2041). Dalam kurun waktu tersebut, lapangan ini diperkirakan akan memberikan kontribusi penerimaan Negara sebesar US$ 2,1 miliar atau setara dengan sekitar Rp 31 triliun.

“Kami berharap semua pemangku kepentingan dapat memberikan dukungan sepenuhnya atas pengembangan Lapangan Hidayah sehingga kontribusi-kontribusi yang kami perkirakan tersebut dapat segera terwujud,” pungkas Dwi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×