kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.415.000   2.000   0,08%
  • USD/IDR 16.675   -17,00   -0,10%
  • IDX 8.549   40,08   0,47%
  • KOMPAS100 1.182   8,55   0,73%
  • LQ45 851   5,37   0,64%
  • ISSI 303   2,00   0,67%
  • IDX30 439   2,95   0,68%
  • IDXHIDIV20 506   2,43   0,48%
  • IDX80 132   0,73   0,55%
  • IDXV30 138   0,41   0,30%
  • IDXQ30 139   0,76   0,55%

INCO Siapkan Tiga Proyek Smelter Nikel Senilai Rp 138,3 Triliun Tahun Depan


Senin, 01 Desember 2025 / 19:29 WIB
INCO Siapkan Tiga Proyek Smelter Nikel Senilai Rp 138,3 Triliun Tahun Depan
ILUSTRASI. PT Vale Indonesia (INCO) fokus pada tiga proyek nikel utama senilai US$9 miliar di Pomalaa, Bahodopi, dan Sorowako, menargetkan rampung 2026.


Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale) atau INCO, bagian dari holding pertambangan Indonesia, Mining Industry (MIND ID), mengungkap tiga proyek utama yang akan menjadi fokus perseroan tahun depan.

Presiden Direktur PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale) Bernardus Irmanto mengatakan proyek pertama terkait pembangunan infrastruktur penunjang untuk Indonesia Growth Project (IGP) Pomalaa di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara.

Yang kedua adalah proyek pemurnian nikel Bahodopi yang terletak di Morowali, Sulawesi Tengah, dan dibangun bersama GEM Co., Ltd – perusahaan manufaktur bahan baterai asal China.

Baca Juga: Vale Indonesia (INCO) Raih Peringkat ESG Terbaik Sepanjang Sejarah Perusahaan

Dan yang ketiga adalah proyek pemurnian nikel Sorowako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan yang didirikan bersama dengan Zhejiang Huayou Cobalt.

"Yang satu adalah di Pomalaa, kemudian yang kedua di Bahodopi, yang ketiga juga di Sorowako. Tiga proyek ini mempunyai nilai strategis dari berbagai sisi ya," ungkap Bernardus saat ditemui beberapa waktu lalu.

Adapun, ketiga tempat ini dipastikan Bernardus akan dibangun smelter berteknologi High Pressure Acid Leach (HPAL) atau teknologi Pelindihan Asam Tekanan Tinggi dengan total investasi mencapai US$ 9 miliar atau setara dengan Rp 138,3 triliun (kurs Rp 15.730).

"Dan kemudian diharapkan bahwa produk-produk dari pabrik HPAL yang kami bangun tersebut kemudian bisa diserap market dan menjadi material untuk baterai listrik," tambah pria yang akrab disapa Anto tersebut.

Meski begitu, Anto mengakui adanya keadaan oversupply nikel tahun ini, sehingga Vale akan lebih dulu melakukan beberapa kajian untuk mengurangi risiko dari pengembangan.

"Maka PT Vale juga harus melakukan beberapa kajian untuk mengurangi risiko dari pengembangan. Jadi kita harus memahami market dengan baik. Kemudian berusaha menggunakan pengetahuan kami atas market itu untuk men-drive aktivitas-aktivitas yang ada di perusahaan," jelasnya.

Adapun, Anto menyebut perseroan telah memulai penjualan bijih nikel saprolit dari Blok Bahodopi dan Pomalaa pada kuartal ketiga 2025.

"Dan hasilnya sudah kami nikmati bahwa di revenue stream—additional revenue stream PT Vale di tahun 2025 ini akan ada selain nikel matte dari Sorowako, ada juga penjualan ore dari Bahodopi dan juga dari Pomalaa. Jadi ini menjadi upside yang menurut saya luar biasa," ungkap dia.

 

Adapun, setelah Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) tahun 2026 disahkan dan disepakati, dari Pomalaa Vale juga akan melakukan penambangan dan penjualan ore.

"Ini sambil menunggu pabrik-pabrik HPAL yang memang sedang dibangun ini selesai. Jadi di Pomalaa, Bahodopi itu kan kita menambang saprolit dan juga limonit," kata dia.

"Limonit-nya nanti akan kami supply ke pabrik HPAL yang kami bangun bersama partner. Sementara saprolit-nya itu akan dijual ke pasar ya. Jadi itu menjadi additional revenue stream buat perusahaan," tambahnya.

Anto pun menargetkan ketiga smelter ini dapat selesai pada kuartal ketiga tahun depan, secara bertahap.

"Mudah-mudahan, katakanlah, misalkan yang dari Pomalaa HPAL itu bisa kami selesaikan di kuartal 3 tahun 2026. Kemudian Bahodopi menyusul, kemudian yang paling akhir nanti adalah HPAL dari Sorowako," tutupnya.

Selanjutnya: Saham Big Banks Kembali Bangkit Pasca Ditinggal Asing, Begini Rekomendasi Sahamnya

Menarik Dibaca: Gen Z vs Milenial vs Gen X: Begini Perbedaan Cara Mereka Bepergian

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×