kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Indah Prakasa Sentosa (INPS) bidik pendapatan hingga Rp 800 miliar di tahun depan


Kamis, 19 Desember 2019 / 18:19 WIB
Indah Prakasa Sentosa (INPS) bidik pendapatan hingga Rp 800 miliar di tahun depan
ILUSTRASI. Indah Prakasa Sentosa (INPS) bidik pendapatan hingga Rp 800 miliar di tahun depan


Reporter: Annisa Fadila, Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Target PT Indah Prakasa Sentosa Tbk, atau yang juga dikenal dengan Inprase Group tak bermuluk-muluk. Emiten berkode saham INPS ini ingin tak lagi mencatatkan rugi, atau bisa sedikit mencicipi keuntungan. Untuk itu, INPS menargetkan bisa meningkatkan pendapatan di tahun depan.

Direktur INPS Adreanus Tatang menyampaikan, pihaknya membidik pendapatan sebesar Rp 600 miliar - Rp 800 miliar pada tahun 2020. Dengan pendapatan senilai itu, Adreanus berharap laba INPS bisa merangkak naik, sehingga pada tahun depan setidaknya bisa mengantongi laba bersih di angka Rp 10 miliar - Rp 20 miliar.

Baca Juga: Indah Prakasa Sentosa (INPS) berencana stock split saham

"(Tahun depan) Kita fokus untuk mengejar peningkatan sales sampai Rp 600 miliar- Rp 800 miliar. Nggak rugi, labanya mungkin target sekitar Rp 10 miliar- Rp 20 miliar," ungkapnya dalam Public Expose yang digelar di BEI, Kamis (19/12).

Pada tahun ini, INPS sebenarnya juga memasang target pendapatan di angka Rp 800 miliar. Namun, tampaknya realisasinya bakal meleset dari target. Sebab, Kuartal III tahun ini, INPS hanya mampu mengantongi pendapatan sebesar Rp 302,49 miliar.

Sekretaris Perusahaan INPS Jerry Erfansyah mengungkapkan, target pendapatan tidak tercapai lantaran permintaan terhadap Bahan Bakar Minyak (BBM) tak sesuai dengan yang ditargetkan, khususnya di segmen industri. Jerry pun memproyeksikan, hingga akhir tahun INPS hanya mampu mencetak pendapatan di angka Rp 550 miliar - Rp 600 miliar.

Baca Juga: INPS Berikhtiar Membalikkan Rugi Jadi Laba

"Penyebabnya ada penurunan permintaan BBM dari industri. Kalau (pendapatan) sampai akhir tahun mungkin di Rp 550 miliar - Rp 600 miliar," ujarnya.

Kendati begitu, Adreanus mengatakan kinerja operasional dan keuangan INPS lebih apik dibanding tahun lalu. Dari sisi pendapatan, raihan Rp 302,49 miliar hingga Kuartal III itu telah mengalami kenaikan sebesar 40,31% dibandingkan periode yang sama tahun lalu dengan Rp 215,58 miliar.

Kenaikan pendapatan itu ditopang dari meningkatnya pendapatan di tiga lini bisnis INPS, dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Di sektor agen BBM, pendapatan per 30 September naik sebesar 62,78% menjadi Rp 78,92 miliar.

Baca Juga: Indah Prakasa (INPS) targetkan pendapatan Rp 800 miliar pada 2019

Pendapatan dari bisnis Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) pun meningkat 45,66% menjadi Rp 54,42 miliar. Sementara sektor transport-logistik naik 17,67% menjadi Rp 97,92 miliar.

Kendati begitu, INPS masih mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 2,69 miliar. Capaian itu lebih baik dibandingkan Kuartal III tahun lalu, yang mana INPS menorehkan rugi bersih di angka Rp 9,67 miliar.

Adreanus mengungkapkan, kinerja INPS tahun ini ditopang oleh margin bisnis BBM yang meningkat menjadi 10%-12%. Sedangkan pada tahun lalu, INPS mendapatkan margin yang lebih tipis, yakni di angka 8%-9% saja.

Baca Juga: INPS peroleh pendapatan Rp 318,33 miliar, tapi masih rugi Rp 11,31 miliar

Dengan begitu, Adreanus optimistis pada tahun ini INPS tidak akan mencatatkan kerugian, bahkan bisa mengantongi laba, meski mini. "Margin lebih tinggi. Selain itu kami juga melakukan efisiensi di bidang biaya. Tahun ini mungkin akan zero (tidak rugi), kalau pun rugi sedikit, untung pun sedikit" kata Adreanus.

Lebih jauh, Adreanus mengatakan bahwa pihaknya sudah menyerap belanja modal alias capital expenditure (capex) sekitar Rp 20 miliar. Menurutnya, biaya investasi itu digunakan untuk melakukan ekpansi berupa penambahan SPBU, gudang untuk penyewaan dan juga untuk pembelian truk.

"(Capex) itu sudah terserap untuk truk, SPBU Shell dan gudang penyewaan di Jababeka," ungkapnya.

Baca Juga: Indah Prakasa (INPS) targetkan pendapatan Rp 800 miliar pada 2019

Asal tahu saja, capex INPS tahun ini 40% bersumber dari dana internal dan sisanya dari pinjaman. Sejak awal tahun 2019, INPS mengoperasikan SPBU Shell. Sehingga saat ini INPS memiliki satu SPBU Pertamina di Bitung, satu SPBU Shell di Plumpang-Jakarta Utara, dan satu SPBE di Cilegon Timur.

Tambah Modal Kerja Hingga Rp 30 miliar

Di tahun depan, Adreanus mengatakan bahwa pihaknya akan mengerem investasi untuk ekspansi. Ia menyebut, anggaran INPS di 2020 berfokus pada modal kerja untuk meningkatkan kinerja penjualan di lini bisnis BBM.

"Pengembangan di tahun depan kita menahan serapan capex (untuk ekspansi). Kita fokus untuk pencapaian sales Rp 600 milair-Rp 800 miliar. Jadi kita fokus seluruh dana kita akan digunakan utnuk modal kerja," katanya.

Menurut Adreanus, untuk mencapai target pendapatan tahun depan, INPS membutuhkan tambahan modal kerja sebanyak Rp 20 miliar - Rp 30 miliar, dari modal kerja yang sudah disiapkan saat ini sebesar Rp 40 miliar - Rp 50 miliar. Artinya, total modal kerja INPS di tahun 2020 berkisar di angka Rp 60 miliar - Rp 70 miliar.

Baca Juga: Gelar RUPST, Indah Prakasa Santosa (INPS) merombak susunan direksi dan komisaris

Adreanus menyebut, porsi pembiayaan kemungkinan masih mirip dengan capex INPS tahun ini, yakni 40% dari internal dan 60% dari pinjaman. Namun, Adreanus bilang bahwa porsi dari pinjaman akan dikurangi. "Kita akan pakai akumulasi laba. Jadi kalau Semester I kita dapat laba, akan kita gunakan untuk modal kerja," ungkapnya.

Saat ini, INPS mengandalkan tiga lini bisnis, yakni penjualan BBM, SPBU dan SPBE, serta transport logistik. Dari ketiga lini bisnis itu, Logistik dan BBM berkontribusi paling besar.

Dengan menambah modal kerja, Adreanus mengatakan, INPS ingin memperbesar porsi dari bisnis penjualan BBM. "Tahun depan kita upayakan trading lebih tinggi, rencananya kalau bisa sekitar 20% kita coba tingkatkan," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×