Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI) mengungkap bahwa kebijakan Pemerintah India yang resmi mengizinkan ekspor batubara mereka setelah pembangkit listrik di negara tersebut mencatatkan surplus pasokan, tidak akan berdampak signifikan pada ekspor batubara Indonesia.
Asal tahu saja, melansir Reuters, keputusan ekspor batubara ini disampaikan ini oleh Menteri Informasi India, Ashwini Vaishnaw, pada Jumat (12/12/2025).
Dalam kebijakan terbaru ini, pembangkit listrik yang memiliki akses pasokan batubara domestik akan diperbolehkan mengekspor hingga 50% dari alokasi mereka, serta menggunakan batubara secara fleksibel di antara perusahaan-perusahaan dalam satu grup.
Adapun, Direktur Eksekutif APBI Gita Mahyarani, menyebut dibukanya kembali keran ekspor batubara India belum serta-merta berdampak signifikan terhadap ekspor batubara Indonesia dalam jangka pendek.
Baca Juga: Pemerintah Akan Terapkan Bea Keluar Batubara 1%-5% pada 2026, Ini Kata Pelaku Usaha
"Hal ini mengingat volume ekspor batubara India selama ini relatif terbatas dan bersifat regional, terutama ke negara-negara tetangga, serta sangat bergantung pada kondisi pasokan domestik di India," kata Gita kepada Kontan, Senin (15/12/2025).
Sementara itu, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) India merupakan pasar ekspor terbesar kedua bagi batubara Indonesia setelah China, dengan pasokan yang didominasi kontrak jangka menengah hingga panjang untuk sektor pembangkit listrik dan industri.
"Ekspor batubara India pada dasarnya dilakukan ketika terdapat surplus domestik dan tidak bersifat permanen. Dalam kondisi tanpa surplus, fokus India mungkin tetap pada pemenuhan kebutuhan dalam negeri, sehingga potensi persaingan langsung terhadap batubara Indonesia masih relatif terbatas," jelas Gita.
Senada, Direktur Eksekutif Pusat Studi Hukum Energi Pertambangan (Pushep) Bisman Bachtiar mengungkap kontrak jangka panjang Indonesia ke India dinilai akan relatif aman.
Baca Juga: Catatan Pebisnis Batubara Soal Rencana Bea Keluar Batubara 1% - 5% pada 2026
"Namun untuk kontrak spot, ada potensi terpengaruh dan terjadi tekanan harga," kata Bisman.
Disisi lain, menurutnya, India tetap membutuhkan impor karena kualitas dan efisiensi pasokan Indonesia masih lebih kompetitif.
"Saya kira belum sampai jadi saingan (di pasar Asia) dalam jangka pendek atau menengah ini. Selain itu Indonesia tetap unggul dari sisi kualitas maupun aspek logistik di pasar Asia," tutup dia.
Baca Juga: Jelang Tutup Tahun, Ekspor Batubara Indonesia Diprediksi Turun 7%-8%
Selanjutnya: BI Diramal Kembali Pertahankan BI-Rate pada Level 4,75%, Ini Penyebabnya
Menarik Dibaca: Potensi Santa Claus Rally, IPOT Rekomendasi 3 Saham Pekan Ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













