kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.906.000   -8.000   -0,42%
  • USD/IDR 16.430   57,00   0,35%
  • IDX 7.618   3,14   0,04%
  • KOMPAS100 1.065   5,05   0,48%
  • LQ45 805   1,84   0,23%
  • ISSI 256   1,72   0,68%
  • IDX30 416   0,88   0,21%
  • IDXHIDIV20 476   -0,82   -0,17%
  • IDX80 120   0,62   0,51%
  • IDXV30 123   0,46   0,37%
  • IDXQ30 133   0,19   0,15%

India & China minta CPO RSPO, ini kata Musim Mas


Rabu, 11 Februari 2015 / 17:17 WIB
India & China minta CPO RSPO, ini kata Musim Mas
ILUSTRASI. Tarif promo LRT Jabodebek berupa diskon 78%. KONTAN/Fransiskus Simbolon.


Reporter: Mona Tobing | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Tiongkok dan India dikabarkan bakal memberlakukan sertifikat berkelanjutan akan produk minyak kelapa sawit yang diimpor. Sebagai negara pengekspor, Indonesia diminta untuk mengantisipasi keinginan kedua negara yang menginginkan produksi crude palm oil atau CPO bersertifikat Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO).

Namun, pengusaha kelapa sawit menanggapi santai rencana tersebut. Sebab, pasar untuk CPO bersertifikat RSPO diyakini belum akan besar. Hal ini dapat dilihat dari produksinya yang masih kecil.

Togar Sitanggang, Corporate Affairs Manager PT Musim Mas mengatakan, rencana Tiongkok dan India menggunakan RSPO belum dapat dipastikan. Sebab, saat ini produksi CPO telah tersertifikat RSPO belum banyak.

“Marketnya masih kecil jadi belum akan berdampak signifikan terhadap perusahaan. Lagi pula itu belum dapat dipastikan apakah Tiongkok dan India menggunakan RSPO,” kata Togar, Rabu (11/2).

Di sisi lain, produksi CPO yang bersertifikat RSPO dunia belum banyak. Meskipun, Indonesia masih memimpin produksi CPO yang bersertifikat RSPO dunia, namun kontribusi CPO Indonesia yang bersertifikat RSPO itu baru 51% dari total produksi 11,2 juta ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×