Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepertinya PT Telekomunikasi Indonesia Tbk tak hanya akan mengandalkan Telkomsel. Ke depan layanan triple play IndiHome diyakini menjadi katalis pendorong pertumbuhan pendapatan Telkom di masa depan. "Pertumbuhan bisnis Indihome diharapkan menjadi pendorong pertumbuhan Telkom di masa mendatang," ungkap Direktur Utama TelkomGrup Alex J Sinaga, dalam rilis yang diterima Kontan.co.id, Jumat (16/3).
Akhir tahun 2017 pelanggan Indihome hampir tiga juta pelanggan, tumbuh sebesar 82,6% dibandingkan tahun sebelumnya. Sepanjang 2017, emiten berkode saham TLKM di Bursa Efek Indonesia (BEI) memperoleh tambahan 1,3 juta pelanggan IndiHome. Sekitar 66% merupakan dari pelanggan triple play yakni berlangganan telepon, internet, dan TV berbayar. Dan sepanjang tahun 2017 IndiHome mencatatkan pendapatan sebesar Rp 8,2 triliun, tumbuh 48,1% dibanding tahun 2016 yang sebesar Rp 5,53 triliun. Average Revenue Per User (ARPU) di kuartal keempat 2017 sekitar Rp 285.000
Telkom terus menggeber layanan berbasis fiber optic to the home (FTTH) dengan melakukan modernisasi jaringan. Pada tahun 2017, sebanyak 472 switching center dari total 1.250 switching center berbasis kabel tembaga telah digantikan berbasis internet protocol (IP based). Diperkirakan proyek modernisasi selesai pada tahun 2020 untuk memiliki 14 IP-based switching center.
Secara terpisah, EVP Telkom Regional 2 Teuku Muda Nanta mengatakan, salah satu area yang berpotensi memasarkan layanan IndiHome adalah Jakarta dan sekitarnya. "Tahun lalu 30% dari total pelanggan IndiHomedari Regional 2 alias Jakarta dan sekitarnya. Tahun lalu sudah ada modernisasi jaringan ke fiber optik dengan kapasitas yang dibangun 200.000 port dan migrasi ke serat optik sebanyak 175.000 pelanggan. Tahun ini kita membidik khusus Jakarta dan sekitarnya bertambah sekitar 700.000 pelangan baru IndiHome," ungkapnya.
Dalam riset, analis Mirae Asset Sekuritas Giovanni Dustin menyatakan, walaupun terjadi kenaikan risiko kompetisi ydi sektor telekomunikasi, saham Telkom tetap menjadi top pick. Karena lansekap persaingan akan menguntungkan perseroan ini sebagai incumbent di semester kedua 2018. Sedangkan Analis CIMB Research Foong Choong Chen menyatakan, kinerja Telkom sepanjang tahun 2017 sudah sesuai dengan prediksi. Dalam riset ia menyatakan, melihat kinerja keseluruhan TelkomGrup, pada bisnis seluler pertumbuhan flat karena kompetisi ketat, sedangkan di fixedline meningkat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News