Reporter: Dimas Andi | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan tambang batubara PT Indika Energy Tbk (INDY) cukup mencermati efek penyebaran virus corona terhadap aktivitas produksi dan penjualan batubaranya.
Head of Corporate Communication Indika Energy Leonardus Herwindo menyampaikan, virus corona sudah menyebar ke berbagai negara yang menjadi konsumen barang-barang asal China, seperti Korea Selatan, Iran, bahkan hingga Amerika Serikat.
Baca Juga: Indika Energy (INDY) Tambah Saham di Perusahaan Tambang Emas
Adapun China yang dihantam wabah virus corona paling parah tentu berpeluang besar mengalami pelemahan ekonomi, terutama di sektor industri manufaktur. Kondisi tersebut juga bisa membuat permintaan batubara dari China menyusut.
Secara umum, penyebaran virus corona juga dapat memicu perlambatan ekonomi dalam skala global. Meski tidak dijelaskan secara rinci, Leonardus menyebut, saat ini China menjadi negara tujuan ekspor batubara terbesar INDY. Catatan Kontan, INDY juga mengekspor batubara ke Korea Selatan dan India.
“Oleh sebab itu, kami antisipasi dengan mencari alternatif pasar lain, termasuk pasar domestik,” ujar dia, hari ini (10/3).
Baca Juga: Indika Energy (INDY): Setoran modal ke Masmindo percepat operasional tambang Awak Mas
Jika merujuk laporan keuangan kuartal III-2019 lalu, dari total pendapatan sektor batubara INDY yang mencapai US$ 1,43 miliar, tercatat US$ 390 juta di antaranya berasal dari penjualan batubara ke pelanggan dalam negeri. Jumlah ini tentu kalah jauh dibandingkan penjualan batubara INDY ke luar negeri yakni sebesar US$ 1,04 miliar.
Terlepas dari itu, sampai saat ini manajemen INDY masih mempertahankan target produksi batubara sesuai dengan ketentuan Rancangan Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) tahunan.
Baca Juga: Konsumsi listrik di China berpotensi turun akibat corona, ini kata emiten batubara
Sebagai informasi, INDY membidik produksi batubara sebesar 30,95 juta ton pada tahun ini. Dari jumlah tersebut, PT Kideco Jaya Agung berpotensi menyumbang produksi batubara sebesar 29,65 juta ton. Sedangkan produksi batubara sebesar 1,3 juta ton kemungkinan berasal dari PT Multi Tambangjaya Utama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News