Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) mencatatkan total volume penjualan semen dan clinker sebesar 14.738 ribu ton per kuartal III 2024. Raihan itu lebih tinggi 999 ribu ton atau naik 7,3% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Corporate Secretary INTP, Dani Handajani mengatakan, total volume penjualan semen domestik (tanpa clinker) tercatat sebesar 13.690 ribu ton, lebih tinggi 1.194 ribu ton atau 9,6%. terutama berasal dari tambahan volume PT Semen Grobogan.
Hal ini menjadikan pangsa pasar domestik Indocement, mengacu pada data Asosiasi Semen Indonesia (ASI), mencapai 29,7% dengan pangsa pasar di Pulau Jawa 37,8% dan di luar Pulau Jawa 21,1%.
“Sementara, total penjualan ekspor sebesar 189 ribu ton,” ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (5/11).
Baca Juga: Turun 16,67%, INTP Catat Laba Rp 1,05 Triliun per Kuartal III 2024
Melansir laporan keuangan, INTP mencatatkan pendapatan neto Rp 13,32 triliun per kuartal III 2024, naik 3,03% secara tahunan alias year on year (YoY) dari Rp 12,92 triliun. Komposisi produk curah INTP ikut naik 31,6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar 26,1%.
“Angka itu berasal dari pasokan semen untuk pembangunan ibu kota baru serta percepatan proyek infrastruktur lainnya,” paparnya.
Sayangnya, beban pokok pendapatan INTP tercatat Rp 9,23 triliun di akhir September 2024, naik dari Rp 8,83 triliun pada periode sama tahun lalu. Alhasil, laba bruto perseroan turun tipis 0,13% YoY ke Rp 4,08 triliun di akhir kuartal III 2024.
Beban usaha tercatat naik sebesar 5,4% menjadi Rp 2,72 triliun yang berasal dari volume penjualan yang lebih tinggi dan biaya lainnya dari operasi yang diperluas (Grobogan).
Beban Operasional Lain - Neto sebesar Rp19,6 miliar, lebih tinggi 115,8% yoy. Kenaikan itu disebabkan oleh keuntungan valas pada tahun 2024 dibandingkan dengan kerugian valas tahun lalu, termasuk beberapa penjualan barang scrap pada tahun 2024.
Hal tersebut mengakibatkan margin Laba Usaha sebesar 10,4% dan EBITDA sebesar 19,0% untuk YTD September 2024.
Pendapatan Keuangan - Neto tercatat lebih rendah sebesar -Rp70,4 miliar, turun 201,5% yoy akibat oleh beban bunga dari utang yang dikeluarkan untuk akuisisi PT Semen Grobogan. Beban Pajak Penghasilan - Neto menurun menjadi Rp 274,1 miliar, lebih rendah 18,6% yoy karena laba yang lebih rendah.
Baca Juga: Indocement (INTP) Memacu Penjualan Semen
Laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih pun menjadi sebesar Rp 1,05 triliun per 30 September 2024, turun 16,67% YoY.
Dani mengungkapkan, kondisi daya beli yang lemah masih memengaruhi permintaan semen secara keseluruhan, terutama pada pasar semen kantong, di tengah pertumbuhan pasar semen curah.
“Sehingga, menghasilkan komposisi pasar semen curah yang lebih tinggi sebesar 30,7% per September 2024 dibandingkan tahun lalu sebesar 28,1%,” tuturnya.
Di tengah tantangan saat ini, masih ada sejumlah sentimen yang berpotensi akan mendorong lebih banyak permintaan semen di sektor properti. Misalnya, perpanjangan diskon PPN 100% untuk pembelian rumah (dengan batasan-batasan tertentu) hingga akhir tahun dan ekspektasi suku bunga yang lebih rendah.
“Serta beberapa inisiatif terbaru yang direncanakan oleh Pemerintah baru terkait dengan program perumahan dan kemungkinan stimulus properti lebih lanjut,” paparnya.
Selanjutnya: Link Download Carrion Full Game APK Android dan Cara Membuka Secara Penuh
Menarik Dibaca: Ada Badai Siklon Tropis Yinxing Kategori 2, Cuaca Hujan Deras di Provinsi Ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News