kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,02   -8,28   -0.91%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Indonesia AirAsia matangkan rencana IPO


Rabu, 13 Oktober 2010 / 22:49 WIB
Indonesia AirAsia matangkan rencana IPO
ILUSTRASI. CRANE PROYEK DDT ROBOH


Reporter: Gentur Putro Jati | Editor: Cipta Wahyana

KUALA LUMPUR. Jika tak bergerak cepat, rencana Garuda Indonesia untuk menggelar penawaran saham perdana ke publik atau initial public offering (IPO) bakal memperoleh pesaing berat. Sebab, PT Indonesia AirAsia (IAA) juga serius mematangkan rencana IPO.

CEO AirAsia Grup Tony Fernandes memperkirakan, PT Indonesia AirAsia (IAA) membutuhkan dana US$ 600 juta sampai US$ 700 juta untuk membeli pesawat dalam beberapa tahun ke depan. Menurutnya, membeli pesawat sendiri sangat penting bagi IAA jika ingin mengoptimalkan pangsa pasar penumpang Indonesia yang sangat besar.

Saat ini, IAA mengoperasikan 11 pesawat Airbus A320 dan empat Boeing 737-300 yang semuanya masih berstatus sewa. Sementara, menurut ketentuan, mulai 2012, seluruh maskapai penerbangan berjadwal yang beroperasi di Indonesia harus mengoperasikan minimal 10 pesawat dan lima di antaranya harus berstatus milik sendiri.

Nah, untuk mencukupi kebutuhan dana belanja pesawat itu, IAA bertekad akan menggelar IPO. "Selama ini, IAA mendapatkan dana untuk mengadakan pesawat dari grup. Mereka harus memiliki dana sendiri untuk membeli pesawat, makanya kami berencana melepas saham IAA ke bursa yang hasilnya digunakan untuk membeli pesawat," kata Tony di Kuala Lumpur, Rabu (13/10).

Ia menjelaskan, dalam proses IPO itu, Indonesia AirAsia akan menerbitkan saham baru. "Tapi, saya belum tahu berapa persen saham baru yang akan diterbitkan, lalu berapa persen yang akan dijual ke masyarakat," ujar Tony.

Saat ini, 51% saham IAA dipegang oleh beberapa investor Indonesia, yaitu Sendjaja Widjaja yang memiliki 21% saham, Pin Harris mengantongi 20%, dan PT Fersindo Nusaperkasa mengempit 10% saham. Sementara, 49% saham sisanya dipegang oleh AA International Limited (AAIL), anak usaha AirAsia Berhad.

Rencananya, pada Januari 2011, Dewan Direksi AirAsia akan menggelar rapat besar untuk memutuskan beberapa rencana penting. Selain IPO Indonesia AirAsia dan Thai AirAsia, AirAsia juga akan memutuskan nilai dividen bagi pemegang saham AirAsia Berhad. "Seluruh keputusan tersebut ada di tangan Dewan Direksi, manajemen hanya mengusulkan," imbuh Tony.

Semester II 2011

Jika semuanya lancar, Tony menargetkan, IPO Indonesia AirAsia bisa digelar pada Semester II 2011 atau setelah Thai AirAsia melantai di bursa saham Thailand. "Sekarang semuanya sedang dipersiapkan. Yang pasti, IAA akan mengikuti semua aturan yang berlaku di Indonesia untuk bisa melakukan IPO," kata Tony lagi.

AirAsia memang mesti menghitung dengan cermat porsi kepemilikan saham pasca IPO. Karena, di Indonesia, berlaku aturan single majority bagi maskapai penerbangan. Maksudnya, porsi saham investor dalam negeri harus lebih besar dari investor asing.

AirAsia tengah mematangkan beberapa alternatif agar rencana IPO itu bisa berjalan dengan tetap menaati aturan. "Tetapi kebijakan untuk menjadi perusahaan publik itu sudah ditetapkan," tegas Presiden Direktur IAA Dharmadi.

Selain mengandalkan dana dari hasil IPO, Dharmadi tengah menjajaki pinjaman dari sejumlah bank untuk membiayai pembelian pesawat. "Kemungkinan besar, pesawat yang saat ini kami sewa akan kami beli dengan opsi lease to buy," jelas Dharmadi. Mulai tahun depan, pembelian ini sudah harus dilakukan karena mulai 2012 minimal IAA harus memiliki lima pesawat sendiri.

Pada 2010 ini, Pemerintah Indonesia menargetkan jumlah penumpang pesawat mencapai 47,8 juta atau naik 10% dibandingkan realisasi 2009 sebanyak 43,5 juta penumpang. Sementara IAA menargetkan mengangkut 4 juta penumpang tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×