kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.478.000   -4.000   -0,27%
  • USD/IDR 15.664   -174,00   -1,12%
  • IDX 7.505   8,78   0,12%
  • KOMPAS100 1.165   3,78   0,33%
  • LQ45 928   -1,48   -0,16%
  • ISSI 226   1,44   0,64%
  • IDX30 478   -1,72   -0,36%
  • IDXHIDIV20 574   -2,54   -0,44%
  • IDX80 133   0,26   0,20%
  • IDXV30 142   0,28   0,20%
  • IDXQ30 160   -0,47   -0,29%

Indonesia Bertandang Ke Prancis Cari Ahli Ekstraksi Litium dari Panas Bumi


Senin, 02 Oktober 2023 / 12:38 WIB
Indonesia Bertandang Ke Prancis Cari Ahli Ekstraksi Litium dari Panas Bumi
ILUSTRASI. Kementerian ESDM bertandang ke Prancis untuk mencari perusahaan yang dapat mengekstraksi litium dari sumber panas bumi


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) beberapa waktu lalu bertandang ke Prancis untuk mencari perusahaan yang dapat mengekstraksi litium dari sumber panas bumi (Geothermal).

Melansir laman resmi tekMIRA Kementerian ESDM, potensi litium di Indonesia belum terlalu banyak. Menurut data dari Badan Geologi, terdapat dua lokasi yang cukup berpotensi sebagai sumber litium, yaitu di daerah semburan Lumpur Sidoarjo (LUSI), Jawa Timur, dengan potensi litium sebesar 486-960 ton, dan di geothermal brine Dieng, Jawa Tengah, dengan potensi litium sebesar 360 ton/tahun.

Penelitian yang dilakukan Puslitbang tekMIRA pada tahun ini mencakup pengambilan percontoh di dua lokasi tersebut, karakterisasi percontoh, hingga proses ekstraksi litium dari LUSI dan brine Dieng.

Menteri ESDM, Arifin Tasrif menyatakan, Prancis memiliki perusahaan yang mampu mengekstrak litium dari geothermal.

Baca Juga: Pembahasan JETP Bergulir, Pemerintah Usulkan Pendanaan untuk Smart Grid

“Memang litium di panas bumi jumlahnya sedikit, tetapi bagaimana bisa mengekstraksi dan purifikasinya” jelasnya ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Senin (2/10).

Arifin menegaskan, tidak hanya dari panas bumi, pihaknya juga akan mencari litium dari sejumlah sumber lainnya.

“Lithium ini kan perlu untuk baterai jadi bahan elektrolit,” ujarnya.

Melansir penjelasan di webiste tekMIRA Kementerian ESDM, Litium merupakan logam alkali yang paling ringan reaktif, dan memiliki nilai jual tinggi karena banyak digunakan dalam berbagai aplikasi industri  karena banyak digunakan dalam berbagai aplikasi industri, seperti untuk bahan baterai, paduan logam, dan aditif pada keramik, gelas serta polimer.

Dengan meningkatnya produksi kendaraan listrik maka kebutuhan akan baterai juga meningkat. Hingga saat ini, jenis baterai yang sesuai untuk kendaraan listrik adalah lithium ion battery (LIB).

Pada lithium ion battery, litium digunakan pada komponen katoda (bersama logam lain, seperti nikel, kobal, mangan) dan juga sebagai elektrolit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES)

[X]
×