Reporter: Asep Munazat Zatnika |
JAKARTA. Masalah di pelabuhan tanjung priuk memang sangat kompleks, bukan hanya soal mekanisme transaksi dan arus lalu lintas barang saja, melainkan juga kapasitas dan fasilitas yang sudah tidak mendukung.
Untuk saat ini pelabuhan utama dari barang hasil ekspor bertumpu hanya pada Tanjung Priok saja. Untuk itu, menurut Kepala Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), SOfyan Wanandi, paling sedikit Indonesia harus membangun tujuh pelabuhan baru dengan standar internasional.
Hal itu bertujuan untuk mengurai arus lalu lintas barang yang masuk ke Indonesia. "Pulau Jawa yang sebesar ini hanya memiliki tiga pelabuhan saja, di Jakarta, Semarang dan Surabaya, Jawa butuh lebih," ujar SOfyan.
Menurutnya, Pulau Jawa membutuhkan pelabuhan baru di wilayah selatan. Selama ini memang pelabuhan yang ada di Pulau Jawa semuanya ada di pantai sisi utara pulau Jawa.
Terkait itu, Menteri Kordinator Perekonomian Hatta Rajasa menjelaskan saat ini dalam program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), sedang merencanakan pembangunan pelabuhan baru di Cilamaya.
"Kami menyadari urusan pelabuhan ini harus segera di selesaikan, dalam jangka pendek kami urai kemacetan di Tanjung Priok dalam jangka panjang pembangunan infrastruktur," ujarnya.
Wakil Menteri Keuangan, Mahendra Siregar menambahkan soal pelabuhan Tanjung Priok pihaknya sedang mencari jalan keluar supaya penumpukan yang terjadi tidak semakin memburuk.
Kendaraan yang sudah bisa dikeluarkan akan secara bertahap dipindahkan ketempat lain. Terakhir, Ia juga bilang pihaknya sedang mengoptimalkan lokasi-lokasi lain di Pelabuhan yang bisa dioptimalkan. Karena untuk dipindahkan ke tempat lain sudah tidak memungkinkan dikarenakan arus transportasi ke luar pelabuhan sudah sangat padat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News