Reporter: Dimas Andi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Emiten produsen panel kayu, PT Indonesia Fibreboard Industry Tbk (IFII) berharap dapat meningkatkan kinerja bisnisnya sepanjang tahun 2024. Walau demikian, beberapa tantangan berpotensi mempengaruhi kinerja IFII tahun ini.
Sekretaris Perusahaan Indonesia Fibreboard Industry Evan Kristian menyampaikan, pada 2024 pihaknya memproyeksikan pertumbuhan penjualan yang moderat sejalan dengan perkiraan pertumbuhan ekonomi dan pertimbangan kondisi global terkini.
Salah satu faktor pendorong utama kinerja IFII tahun ini yakni adanya tambahan kapasitas produksi Medium Density Fibreboard (MDF) kurang lebih sebesar 200.000 meter kubik (m3) per tahun. Hal ini seiring realisasi proyek MDF Line 2 yang beroperasi mulai April 2023. Proyek tersebut menelan biaya sekitar Rp 819 miliar.
“Kami optimistis penjualan dan laba bersih akan mengalami pertumbuhan lebih tinggi dari tahun 2023,” kata Evan, Selasa (30/1).
Baca Juga: Estika Tata Tiara (BEEF) Bidik Kenaikan Penjualan 200% di Masa Puasa dan Lebaran
IFII tentu harus siap menghadapi tantangan bisnis tahun ini. Salah satunya adalah pasar MDF di Jepang yang masih lesu lantaran terjadi perlambatan permintaan akibat pelemahan perekonomian negara tersebut.
Selain itu, konflik di Laut Merah berpotensi menghambat pengiriman produk MDF ke beberapa negara tujuan ekspor di kawasan Timur Tengah. Namun, sejauh ini permintaan MDF dari kawasan tersebut tetap stabil dan terus meningkat di tengah gejolak geopolitik di Laut Merah.
IFII dan para pelanggan mengantisipasi tantangan tersebut dengan mencari jalur pengiriman alternatif yang lebih, meski dengan risiko jarak dan waktu tempuh yang lebih lama.
“Ini juga berimbas pada naiknya biaya pengiriman kapan. Namun, hal itu bisa disesuaikan dengan permintaan kenaikan harga jual ke pelanggan,” ungkap Evan.
Strategi seperti itu diharapkan dapat membantu rantai pasok perdagangan yang dilakukan IFII ke ke kawasan Timur Tengah agar tetap lancar.
IFII pun senantiasa berusaha memperluas pasar negara tujuan ekspor, namun tetap memperhatikan keuntungan margin penjualan yang diperoleh perusahaan.
Merujuk materi paparan publik IFII Desember 2023 lalu, pangsa pasar ekspor terbesar IFII berasal dari Timur Tengah dengan total penjualan Rp 262,58 miliar per kuartal III-2023. Setelah itu, Jepang berkontribusi terhadap penjualan ekspor IFII yakni sebanyak Rp 225,65 miliar.
Baca Juga: Volume Produksi dan Penjualan Emas Aneka Tambang (ANTM) Kompak Turun Tahun Lalu
Di luar itu, IFII juga melakukan ekspor ke beberapa negara Asia Pasifik, Afrika, dan Amerika Serikat.
Di sisi lain, IFII menilai, pasar domestik masih mengalami perlambatan permintaan akibat ketidakpastian kondisi ekonomi global. Sebab, produk-produk MDF IFII untuk pasar domestik sebagian besar ditujukan untuk pelanggan industri furniture.
MDF tersebut akan diolah kembali menjadi produk furniture yang kemudian diekspor ke mancanegara, seperti Amerika Serikat.
“Untuk saat ini kami fokus untuk meningkatkan penjualan ekspor, yang mana diharapkan dapat menutupi kapasitas produksi yang hilang akibat lesunya permintaan di pasar lokal,” tandas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News