kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Indonesia kekurangan petugas navigasi


Rabu, 16 Januari 2013 / 17:27 WIB
Indonesia kekurangan petugas navigasi
ILUSTRASI. Karyawan memantau pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (16/8/2021). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/aww.


Reporter: Oginawa R Prayogo | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Indonesia yang merupakan negara kepulauan ternyata kekurangan pegawai navigasi penerbangan. Fakta ini disampaikan oleh Menteri Perhubungan, E.E. Mangindaan di Jakarta, Rabu (16/1).

"Saat ini jumlah pegawai ATC (Air Traffic Service Control) hanya 1.000 petugas. Kami masih butuh 800 orang lagi," kata Mangindaan di acara pengangkatan direksi Perusahaan Umum (Perum) Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) atau Perum Navigasi.

Kondisi ini dibenarkan oleh Ichwanul Idrus, Direktur Utama Perum Navigasi. Bahkan hasil hitungan dari Ichwanul, kekurangan tenaga navigasi di Indonesia mencapai 1.500 orang atau lebih banyak dari proyeksi Menteri Perhubungan.

"Catatan saya saat jadi Direktur Navigasi, pada Maret 2012 lalu, kebutuhan petugas ATC sebanyak 555 orang, petugas komunikasi penerbangan kurang 435 orang, petugas penerangan aeronautika kurang 250 orang, dan teknisi radio radar masih butuh 400 orang," papar Ichwanul.

Meski begitu, Ichwanul belum bisa menghitung berapa jumlah pegawai yang akan bekerja di Perum LPPNPI nantinya. "Belum kami hitung,” jelas Ichwanul.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×