kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Indonesia kelebihan kapasitas industri pelumas


Selasa, 13 Januari 2015 / 13:53 WIB
Indonesia kelebihan kapasitas industri pelumas
ILUSTRASI. Layanan Bank Central Asia di area Jakarta Fair, Selasa (11/7).Bank Central Asia (BBCA) optimistis Penyaluran Kredit Tumbuh 12% Pada 2023.


Sumber: Antara | Editor: Yudho Winarto

BEKASI. Indonesia mengalami kelebihan kapasitas industri pelumas dengan total kapasitas 1,8 juta kiloliter/tahun menghasilkan omzet Rp7 triliun, sementara potensi pasarnya hanya sebesar 850 ribu kiloliter/tahun.

"Saat ini terdapat lebih dari 20 pabrik pelumas atau Lube Oil Blending Plant (LOBP) di Indonesia, namun terjadi over capacity," kata Menteri Perindustrian Saleh Husin di Bekasi, Selasa (12/1).

Menperin mengatakan, hal tersebut menjadi salah satu tantangan yang dihadapi oleh industri pelumas dalam negeri.

Selain itu, tambah Menperin, industri pelumas juga mendapat tantangan lain dengan adanya impor produk pelumas yang meningkat 50% dalam empat tahun menjadi 300 ribu kiloliter pada 2013 dari 200 ribu kiloliter pada 2010.

Menperin menyampaikan, bahan baku dan bahan aditif industri pelumas dalam negeri sebagian besar masih impor, sehingga di Indonesia, industri ini masih sebatas formulasi dan pencampuran (compounding).

"Oleh karena itu, perlu adanya rantai pasok yang terintegrasi antara sektor hulu (upstream) dan hilir (downstream) atau antara bahan baku berupa lube base oil dengan produk pelumas," kata Menperin.

Dengan hadirnya pabrik pelumas Shell di Kawasan Industri Marunda Center, yang akan mulai beroperasi pada pertengahan 2015, Menperin mengatakan, impor pelumas diprediksi bisa dikurangi.

"Dengan mereka (Shell) memproduksi pelumas di Indonesia, maka bisa mengurangi impor," ujar Menperin.

Selain itu, tambah Menperin, produksi pelumas tersebut memberikan lebih banyak pilihan kepada masyarakat tentang produk pelumas, terutama dari sisi kualitas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×